Bitcoin Kalahkan Ethereum dalam Biaya Transaksi Harian, Apa Artinya?

Bitcoin Kalahkan Ethereum dalam Biaya Transaksi Harian, Apa Artinya?
Sumber :
  • Istimewa

Gadget - Bitcoin baru-baru ini mengalami lonjakan di ruang , menjadi topik hangat di kalangan investor dan analis. Antusiasme ini diperkuat oleh kinerja Bitcoin yang kuat, terutama kemampuannya untuk mempertahankan harganya di atas tanda US$35.000. Kinerja kuat ini telah memperkuat pandangan bullish banyak analis mengenai masa depan Bitcoin.

Pada tanggal 16 November 2023, Bitcoin untuk pertama kalinya dalam tiga bulan melampaui Ethereum dalam biaya harian. Biaya transaksi Bitcoin mencapai US$11,63 juta, sedangkan Ethereum mencapai US$8,44 juta.

Lonjakan biaya transaksi Bitcoin ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Persetujuan ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat yang mendorong permintaan Bitcoin.
  • Kenaikan harga Bitcoin yang membuat transaksi menjadi lebih mahal.
  • Peningkatan aktivitas di jaringan Bitcoin, seperti transaksi P2P dan transaksi DeFi.

Pergeseran ini menunjukkan pergeseran dinamika di pasar kripto, dengan Bitcoin menunjukkan kinerja kuat di area yang biasanya didominasi oleh Ethereum.

Apa Artinya Lonjakan Biaya Transaksi Bitcoin?

Salah satu kemungkinannya adalah bahwa Bitcoin mulai menjadi lebih populer sebagai sarana investasi.

Hal ini didukung oleh persetujuan ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat yang membuat Bitcoin lebih mudah diakses oleh investor ritel.

Kemungkinan lainnya adalah bahwa Bitcoin mulai digunakan lebih banyak untuk transaksi DeFi. DeFi adalah aplikasi keuangan terdesentralisasi yang menggunakan blockchain untuk menyediakan layanan keuangan tanpa memerlukan campur tangan pihak ketiga.

 

Kenaikan biaya transaksi Bitcoin (BTC) sejak awal November 2023 sangat mengkhawatirkan.

Biaya transaksi BTC telah meningkat lebih dari 700 persen dalam basis tahunan dan lebih dari 1.000 persen dalam sebulan.

Lonjakan biaya transaksi ini bukan hanya masalah sepele, melainkan mewakili tren penting di pasar kripto.

 

Lonjakan biaya transaksi Bitcoin yang terjadi sejak awal November 2023 telah menjadi berita utama di kalangan investor dan analis kripto.

Peningkatan biaya yang signifikan ini, yang telah mencapai lebih dari 1.000 persen dalam sebulan, telah menimbulkan pertanyaan tentang implikasinya terhadap pasar kripto secara keseluruhan.

Bagi para penambang Bitcoin, lonjakan biaya transaksi ini datang pada waktu yang krusial.

Tahun 2023 terbukti menjadi salah satu tahun paling tidak menguntungkan bagi mereka, karena hadiah blok berkurang dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC.

Penurunan hadiah blok ini telah menjadi sumber kekhawatiran bagi para penambang, karena langsung mempengaruhi pendapatan mereka.

Lonjakan biaya transaksi telah dilihat sebagai sinar harapan bagi penambang di tengah kekhawatiran ini. Jika tren peningkatan biaya terus berlanjut, ini bisa menjadi bagian penting dari aliran pendapatan mereka.

Beberapa proyeksi memperkirakan bahwa biaya transaksi bisa menyumbang 20-30 persen dari total hadiah blok, memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk pendapatan penambang.

Bagi investor, peningkatan biaya transaksi menandakan penggunaan dan penerimaan Bitcoin yang semakin meningkat. Seiring bertambahnya transaksi, jaringan menjadi lebih berharga, berpotensi menyebabkan peningkatan pada harga BTC.

Ini sangat penting mengingat penurunan yang diharapkan dalam hadiah blok, karena menunjukkan bahwa jaringan dapat membiayai dirinya sendiri secara finansial bahkan dengan insentif penambangan yang berkurang.

Bagi pasar kripto yang lebih luas, lonjakan biaya transaksi Bitcoin menimbulkan pertanyaan dan tantangan baru.

Ethereum, yang lama dianggap sebagai pemimpin dalam hal volume transaksi dan biaya, kini menghadapi persaingan ketat dari Bitcoin. Ini bisa menyebabkan revaluasi strategi investasi dan dinamika pasar.

Peningkatan biaya transaksi juga menimbulkan kekhawatiran tentang skalabilitas dan efisiensi jaringan Bitcoin.

Seiring meningkatnya biaya, bisa menjadi terlalu mahal untuk transaksi kecil, berpotensi membatasi penggunaan Bitcoin sebagai mata uang transaksional sehari-hari.

Masalah ini telah menjadi titik perdebatan dalam komunitas kripto, dengan berbagai solusi, seperti Lightning Network, diusulkan dan dikembangkan untuk mengatasinya.