Binance CEO Changpeng Zhao Mengundurkan Diri, Terkait Kasus di AS
- Istimewa
Gadget - Changpeng Zhao, CEO Binance, mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Selasa, 21 November 2023. Pengunduran diri tersebut menyusul penyelesaian kasus antara Binance dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ).
Dalam penyelesaian tersebut, Binance setuju untuk membayar denda sebesar US$4 miliar. Binance juga setuju untuk meningkatkan kepatuhan hukumnya di seluruh dunia.
Zhao mengatakan bahwa pengunduran dirinya adalah langkah yang tepat untuk Binance. Ia yakin bahwa perusahaan tersebut akan lebih baik tanpanya.
"Saya percaya bahwa Binance telah siap untuk babak baru kepemimpinan," kata Zhao dalam sebuah pernyataan. "Saya yakin bahwa perusahaan akan lebih baik tanpa saya."
Zhao telah memimpin Binance sejak tahun 2017. Di bawah kepemimpinannya, Binance menjadi crypto exchange terbesar di dunia.
Pengunduran diri Zhao ini merupakan pukulan bagi Binance. Namun, perusahaan tersebut masih memiliki tim manajemen yang kuat.
Binance juga memiliki basis pengguna yang besar dan loyal.
Penyebab Pengunduran Diri
Pengunduran diri Zhao diduga terkait dengan kasus yang sedang dihadapi Binance di Amerika Serikat. DOJ menuduh Binance melanggar undang-undang anti-pencucian uang dan sanksi ekonomi AS.
Dalam dokumen pengadilan yang dirilis pada hari Selasa, DOJ menuduh Binance dengan sengaja tidak mendaftar sebagai bisnis layanan keuangan (MSB), dengan sengaja melanggar Undang-Undang Keamanan Bank (BSA) dengan tidak menerapkan dan menjaga program anti-pencucian uang yang efektif, dan dengan sengaja menyebabkan pelanggaran terhadap sanksi ekonomi AS yang dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang Keadaan Darurat Ekonomi Internasional (IEEPA).
Dampak Pengunduran Diri
Pengunduran diri Zhao akan berdampak signifikan bagi Binance. Zhao adalah sosok yang visioner dan berpengalaman di industri cryptocurrency. Ia telah membawa Binance menjadi perusahaan yang sukses dan berpengaruh.
Pemimpian Zhao untuk menjadikan Binance sebagai perusahaan cryptocurrency terkemuka di dunia masih belum terwujud. Pengunduran diri Zhao akan membuat Binance kehilangan sosok pemimpin yang penting.
Namun, Binance masih memiliki tim manajemen yang kuat. Perusahaan tersebut juga memiliki basis pengguna yang besar dan loyal. Binance diharapkan dapat tetap menjadi perusahaan cryptocurrency terkemuka di dunia, meskipun tanpa Zhao.
Sebelumnya SEC mendakwa Binance, dan pendirinya CZ, pada Juni 2023 karena mengoperasikan crypto exchange tanpa izin dan menyesatkan investor dengan menggunakan dana Sigma Chain yang berbasis di Swiss, yang juga dimiliki oleh CZ, untuk meningkatkan volume perdagangan di Binance AS.
Langkah SEC menyusul tuduhan yang diajukan oleh CFTC, yang juga menuding Binance menawarkan produk derivatif kripto, seperti kontrak berjangka atau options, kepada warga AS tanpa mendaftar sebagai pedagang komoditas berjangka.
Otoritas keuangan di berbagai negara telah mengambil tindakan terhadap Binance. Pada tahun 2021, Otoritas Keuangan Inggris (FCA) melarang unit bisnis Binance di Inggris beroperasi di negara tersebut. Baru-baru ini, Binance membatalkan rencana mereka untuk mendapatkan lisensi penuh Inggris setelah regulator mengatakan bahwa sistem Know your Customer (KYC) Binance tidak memenuhi syarat.
Sementara itu, DOJ pada Selasa memuji Tether, perusahaan penerbit stablecoin USDT, atas upayanya membekukan aset senilai US$225 juta yang terkait dengan sindikat perdagangan manusia di Asia Tenggara.
Settlement US$4 miliar antara Binance dan DOJ merupakan peristiwa penting dalam industri cryptocurrency. Settlement ini menunjukkan bahwa regulator di berbagai negara semakin tegas dalam mengawasi bursa cryptocurrency.