Kenaikan PPN Jadi 12 Persen Mulai 2025: Barang-Barang Ini Akan Kena Dampaknya!
- pajak io
Gadget – Pemerintah telah resmi menetapkan bahwa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan naik dari 11 persen menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025. Kebijakan ini adalah bagian dari implementasi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
Kenaikan ini bukanlah keputusan yang mendadak. Pada 2022, PPN sudah naik dari 10 persen menjadi 11 persen, dan rencana untuk mencapai 12 persen di 2025 telah diatur sejak awal melalui beleid tersebut. Meski demikian, dampaknya terhadap harga barang dan jasa akan terasa signifikan bagi masyarakat.
Apa yang Kena PPN 12 Persen?
Mengacu pada situs resmi Kementerian Keuangan, PPN dikenakan pada beberapa jenis transaksi. Berikut adalah rinciannya:
- Penyerahan Barang dan Jasa Kena Pajak (BKP/JKP)
- Barang Kena Pajak (BKP) meliputi barang berwujud maupun tidak berwujud yang dikenakan pajak.
Contohnya adalah barang elektronik, pakaian, hingga produk rumah tangga yang dijual oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP). Jasa Kena Pajak (JKP) juga meliputi berbagai layanan yang digunakan masyarakat, seperti jasa perawatan kendaraan atau konsultasi bisnis.
Impor Barang Kena Pajak
Barang yang diimpor, seperti alat elektronik, gadget, atau kendaraan, juga akan dikenakan PPN 12 persen. Bahkan, pemanfaatan Jasa Kena Pajak tak berwujud dari luar negeri, seperti layanan streaming musik dan film, juga termasuk dalam daftar ini.
- Ekspor Barang dan Jasa
Meskipun aktivitas ekspor mendapatkan insentif pajak tertentu, penyesuaian PPN juga berlaku dalam beberapa kondisi. - Bangunan Pribadi yang Dibangun Sendiri
PPN juga dikenakan pada kegiatan membangun sendiri bangunan pribadi, selama tidak dilakukan dalam konteks usaha atau pekerjaan tertentu. - Penyerahan Aktiva oleh PKP
Jika Pengusaha Kena Pajak menyerahkan aktiva yang awalnya tidak dimaksudkan untuk dijual, PPN tetap dikenakan, selama pajak pada saat perolehannya dapat dikreditkan.
Barang yang Terkena Dampak
Barang-barang yang akrab di kehidupan sehari-hari akan menjadi lebih mahal akibat kenaikan ini. Berikut beberapa contoh barang yang dikenakan PPN 12 persen:
- Pakaian, tas, sepatu, dan barang fashion lainnya.
- Pulsa telekomunikasi dan paket data internet.
- Produk rumah tangga seperti sabun, deterjen, dan kosmetik.
- Alat elektronik seperti televisi, kulkas, dan ponsel.
- Barang otomotif, termasuk kendaraan roda dua dan roda empat.
- Perkakas rumah tangga seperti peralatan dapur atau furnitur.
Selain itu, jasa digital seperti langganan streaming film dan musik (Netflix, Spotify) juga akan memungut PPN lebih tinggi.
Mengapa Kenaikan PPN Ini Penting?
Kenaikan PPN ini bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara, sejalan dengan upaya memperkuat struktur keuangan nasional. Meski begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa kenaikan ini akan memberikan dampak langsung pada daya beli masyarakat. Harga barang dan jasa yang umum dikonsumsi akan meningkat, sehingga pengeluaran rumah tangga bisa menjadi lebih besar.
Bagi sektor usaha, terutama pengusaha kecil dan menengah, penyesuaian PPN ini juga bisa menjadi tantangan tersendiri. Sebagai pelaku ekonomi, mereka harus memastikan kepatuhan pajak sekaligus mengelola harga jual agar tetap kompetitif.
Bagaimana Masyarakat Bisa Mengantisipasi?
Untuk mengurangi dampak kenaikan ini, masyarakat bisa mulai merencanakan keuangan dengan lebih baik. Berikut beberapa tips:
- Utamakan Kebutuhan Pokok
Fokuskan pengeluaran pada kebutuhan primer dan hindari pembelian barang konsumtif yang tidak mendesak. - Manfaatkan Promo dan Diskon
Banyak pelaku usaha biasanya menawarkan promo untuk menarik konsumen. Manfaatkan momen ini untuk berhemat. - Evaluasi Layanan Digital
Jika berlangganan beberapa layanan streaming, pertimbangkan untuk memilih yang paling sering digunakan guna mengurangi pengeluaran. - Pertimbangkan Alternatif Lokal
Beberapa barang impor memiliki produk alternatif buatan lokal yang lebih terjangkau. Dengan membeli produk lokal, Anda juga mendukung perekonomian dalam negeri.
Kesimpulan
Kenaikan PPN menjadi 12 persen pada 2025 adalah bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat penerimaan negara. Meski kebijakan ini akan berdampak pada harga barang dan jasa, masyarakat dapat mengatasinya dengan pengelolaan keuangan yang bijak dan cermat.
Sebagai konsumen, penting untuk tetap waspada terhadap perubahan harga dan memilih strategi belanja yang efektif agar tetap bisa memenuhi kebutuhan tanpa memberatkan keuangan.
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
---|---|
@gadgetvivacoid | |
Gadget VIVA.co.id | |
X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
Google News | Gadget |