Ancaman Baru! 10.000 Varian Malware Diciptakan Hacker Berbasis AI

Ancaman Baru! 10.000 Varian Malware Diciptakan Hacker Berbasis AI
Sumber :
  • cloud computing indonesia

Gadget – Kecerdasan buatan (AI) kini menghadirkan tantangan baru bagi keamanan dunia maya. Baru-baru ini, para peneliti mengungkapkan bahwa kelompok hacker telah menggunakan teknologi AI untuk menciptakan lebih dari 10.000 varian malware berbasis JavaScript yang sulit dilacak. Teknologi ini memungkinkan mereka memodifikasi kode berbahaya dengan cara yang terlihat lebih alami dan kompleks, sehingga membuat pendeteksian menjadi lebih menantang.

Menurut laporan terbaru dari Unit 42 Palo Alto Networks yang dirilis Selasa (24/12/2024), teknologi seperti Large Language Models (LLM) telah dimanfaatkan secara kreatif oleh para peretas untuk menghasilkan malware dalam jumlah besar. Laporan ini juga menunjukkan bahwa penjahat siber kini menggunakan LLM untuk mengaburkan kode asli tanpa mengubah fungsinya, membuat sistem deteksi otomatis rentan tertipu.

Transformasi Malware yang Lebih "Manusiawi"

Peneliti keamanan menjelaskan bahwa LLM memungkinkan hacker menulis ulang kode malware sehingga terlihat lebih "manusiawi". Model ini bahkan mampu menghasilkan ribuan varian baru dalam waktu singkat. “Hasil akhirnya adalah skrip JavaScript berbahaya yang tetap mempertahankan perilaku aslinya, namun memiliki skor deteksi yang jauh lebih rendah,” ungkap salah satu peneliti Palo Alto Networks.

Dengan cara ini, para peretas dapat mengecoh sistem pembelajaran mesin (ML) yang dirancang untuk mendeteksi potensi ancaman. Selain itu, mereka juga mengandalkan alat seperti WormGPT untuk menciptakan email phishing yang sangat meyakinkan tanpa membutuhkan banyak upaya manual.

Langkah Pencegahan Belum Optimal

Meski penyedia LLM seperti OpenAI telah mengimplementasikan pembatasan penggunaan teknologinya untuk aktivitas ilegal, upaya tersebut belum sepenuhnya mampu membendung aksi para hacker. Bahkan, laporan terbaru OpenAI menunjukkan bahwa lebih dari 20 jaringan penipuan telah mencoba memanfaatkan platform mereka untuk aktivitas seperti eksploitasi kerentanan dan pengintaian.