Silicon Valley Berselisih: Perlukah Senjata AI Diberi Wewenang Memutuskan Pembunuhan?
- Silicon Valley
Lonsdale juga menekankan bahwa perusahaan teknologi pertahanan tidak boleh menjadi pihak yang menentukan kebijakan terkait AI mematikan. Hal ini seharusnya menjadi tanggung jawab pejabat terpilih, yang harus memahami kompleksitas dan potensi risiko AI. Menurutnya, pembuat kebijakan perlu lebih mendalam mempelajari teknologi ini sebelum mereka bisa menentukan aturan yang tepat, terutama dalam hal memastikan bahwa AI digunakan untuk melindungi nyawa, bukan sebaliknya.
Kecemasan dan Harapan di Tengah Perang Ukraina
Di tengah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina, AI telah menjadi bagian penting dalam strategi pertahanan. Pejabat Ukraina seperti Mykhailo Fedorov, menteri transformasi digital Ukraina, secara terbuka mendorong lebih banyak otomatisasi dalam persenjataan. Ia percaya bahwa penggunaan teknologi canggih seperti AI dapat memberikan Ukraina keunggulan strategis dalam melawan Rusia.
Di sisi lain, ketakutan terbesar bagi banyak pihak di AS dan negara-negara Barat lainnya adalah potensi bahwa Rusia atau China akan menjadi yang pertama menggunakan senjata otonom sepenuhnya. Hal ini akan menekan AS dan sekutunya untuk ikut serta dalam perlombaan senjata AI, sesuatu yang selama ini mereka coba hindari.
Pada debat di PBB tahun lalu tentang senjata AI, perwakilan Rusia menegaskan bahwa mereka memahami pentingnya kontrol manusia dalam penggunaan senjata, tetapi menyiratkan bahwa pendekatan mereka mungkin berbeda dari negara-negara lain. Sementara itu, aktivis dan kelompok hak asasi manusia telah berulang kali menyerukan larangan internasional terhadap senjata mematikan yang otonom, meskipun AS dan beberapa negara besar lainnya enggan menandatangani perjanjian tersebut.
Masa Depan Senjata Otonom
Perdebatan seputar senjata otonom terus memanas, baik di Silicon Valley maupun di panggung internasional. Dengan semakin berkembangnya teknologi AI, tekanan untuk memperjelas regulasi dan tanggung jawab dalam penggunaannya pun semakin meningkat. Saat ini, meskipun senjata dengan kemampuan AI telah digunakan di medan perang, keputusan akhir untuk membunuh masih berada di tangan manusia.
Namun, dengan kemajuan teknologi yang pesat dan ketegangan geopolitik yang terus meningkat, pertanyaan tentang kapan, atau bahkan apakah, senjata otonom sepenuhnya akan digunakan tetap menjadi teka-teki besar yang harus segera dijawab oleh masyarakat global.