Mau Upgrade ke HyperOS? Berikut 10 Alasan yang Perlu Dipertimbangkan, Sebelum Melakukannya

Xiaomi HyperOS
Sumber :
  • gizmochina.com

GadgetHyperOS adalah sistem operasi (OS) baru dari Xiaomi yang membawa banyak perubahan. Selain menawarkan fitur-fitur menarik dan peningkatan kinerja, sayangnya tidak semua aspek HyperOS mendapat pujian.

Jika Anda ingin beralih ke OS baru ini, ada baiknya membaca artikel ini sebelum menekan tombol "install". Untuk membantu Anda membuat pilihan yang tepat, saya akan membagikan 5 hal yang saya sukai tentang OS baru Xiaomi ini dan 5 hal yang kurang saya sukai.

Top 5 Hal yang Saya Sukai Tentang HyperOS

1. Ringkas dan Minimalis

HyperOS membutuhkan ruang penyimpanan lebih sedikit daripada MIUI. Dalam angka absolut, OS baru ini memakan 9,14 GB penyimpanan, sedangkan MIUI membutuhkan lebih dari 12GB penyimpanan internal. Artinya, HyperOS jauh lebih ringkas dibandingkan dengan MIUI. 

Xiaomi sangat fokus pada desain minimalis HyperOS. Ikon dan label pada Control Center tidak terlihat secara default, meskipun masih dapat ditampilkan kembali melalui menu Pengaturan (Settings). OS baru ini memiliki desain visual yang lebih bersih dan ikon yang ringkas. HyperOS juga menghilangkan banyak aplikasi pra-instal yang ada di MIUI, sehingga memberikan pengalaman yang lebih bersih. Pengguna juga dapat menghapus banyak aplikasi bloatware bawaan ponsel.

2. Peningkatan Performa

Xiaomi telah membawa banyak pengoptimalan pada HyperOS, menghasilkan animasi yang lebih halus dan kinerja yang lebih baik. Latensi penjadwalan rata-rata untuk tugas-tugas penting berkurang 14%, dan latensi penjadwalan maksimum berkurang 72%. 

HyperOS juga menjanjikan pengalaman bebas penurunan performa untuk setidaknya 50 bulan penggunaan. Xiaomi mengklaim pengurangan 79% untuk penggunaan penyimpanan untuk upgrade OTA (Over The Air) dan pengurangan waktu 24% untuk upgrade OTA. Artinya, pembaruan software akan tersedia dan dapat diunduh lebih cepat.

3. Fitur AI

Tidak mau kalah dari raksasa smartphone lain, Xiaomi juga ikut meramaikan persaingan fitur berteknologi AI (Artificial Intelligence) yang agresif di pasaran. Mereka telah menambahkan banyak fitur AI ke HyperOS. Ponsel Google Pixel adalah smartphone pertama yang menawarkan fitur berteknologi AI, kemudian Samsung menggandakannya dengan memperkenalkan fitur AI inovatif pada seri Galaxy S24. 

HyperOS juga menjanjikan banyak fitur AI yang dapat dijalankan tanpa harus terhubung ke cloud, berkat optimasi NPU (Neural Processing Unit). Ponsel Xiaomi dengan HyperOS dapat menyalin percakapan langsung dan menghasilkan subtitle dalam video serta aplikasi pihak ketiga. Aplikasi Gallery bawaan juga mendapat dorongan besar dengan fitur AI. Ini menawarkan fitur "AI Portrait" yang dihasilkan dari menganalisis koleksi foto yang sudah ada. Anda dapat mengubah suasana dalam foto tanpa memerlukan koneksi internet. Aplikasi Gallery juga dilengkapi dengan fitur "AI Expansion" yang memungkinkan Anda memperluas pemandangan dalam sebuah foto yang sudah ada.

4. Ekosistem Xiaomi

Salah satu aspek terpenting dari HyperOS adalah "interkonektivitas". Dengan OS baru ini, Xiaomi bertujuan untuk menciptakan sistem terpadu untuk perangkat Xiaomi, termasuk smartphone, tablet, gadget rumah pintar, dan mobil. 

Xiaomi Smart Hub baru di HyperOS memungkinkan Anda melihat status perangkat dan mengontrolnya secara real-time. Pintasan (shortcut) untuk Smart Hub ini juga tersedia di Control Center untuk akses cepat. 

5. Kustomisasi Lock Screen

Salah satu faktor yang membuat HyperOS berbeda dari Android skin lainnya adalah kustomisasi lock screen (layar kunci). Xiaomi menyebutnya "Artistic Lock Screen". HyperOS menawarkan berbagai desain layar kunci yang dikategorikan menjadi Classic, Rhombus, dan Magazine. Salah satu opsi kustomisasi yang tersedia adalah depth effect, yang membuat lock screen lebih menarik.

Top 5 Hal yang Saya Kurang Sukai Tentang HyperOS

1. Fitur "Dynamic Notch" yang Belum Berfungsi Optimal

Terinspirasi oleh iOS, Xiaomi telah menambahkan fitur mirip Dynamic Island ke HyperOS. Mereka tidak memiliki nama untuk fitur ini, namun banyak yang menyebutnya "Dynamic Notch". Xiaomi bukan merek pertama yang meniru Dynamic Island Apple. Realme, Infinix, dan beberapa produsen Android lainnya sudah melakukannya.

Dynamic Island di iPhone memang menarik dan bermanfaat, namun tidak pada perangkat Android. Saat saya menulis artikel ini, "Dynamic Notch" pada ponsel Xiaomi yang menjalankan HyperOS hanya berfungsi pada beberapa situasi saja, seperti saat mengaktifkan mode Do Not Disturb (DND), beralih ke mode silent, atau menyalakan hotspot seluler.

Meskipun fitur visual ini cukup menarik, terbatasnya kegunaan fitur ini cukup mengecewakan saya. Semoga saja fitur ini akan berfungsi lebih baik dengan pembaruan software di masa mendatang.

2. Bug dan Error

Ada banyak keluhan dari pengguna Xiaomi sejak mereka beralih ke HyperOS. Kebanyakan dari mereka melaporkan perangkat sering crash dan aplikasi menjadi tidak dapat dibuka. OS baru ini masih dalam pengembangan dan secara aktif terus diperbaiki untuk menawarkan pengalaman yang lebih baik. Bukan berarti Anda pasti akan menghadapi masalah-masalah ini setelah menginstal pembaruan HyperOS, tapi ada kemungkinan masalah ini muncul.

3. Kustomisasi Terbatas

Meskipun saya menyukai adanya kustomisasi layar kunci di HyperOS, kustomisasi keseluruhan tidak begitu mengesankan. OS baru ini tidak memungkinkan Anda untuk menyesuaikan detail kecil seperti bentuk sudut notifikasi dan variasi kecepatan animasi, yang dapat dilakukan pada MIUI. Secara keseluruhan, tingkat kustomisasi HyperOS lebih terbatas dibandingkan dengan MIUI.

4. Terasa Seperti MIUI

Setelah beralih ke HyperOS, Anda mungkin akan susah membedakannya dengan MIUI kecuali Anda mulai menelusuri lebih dalam. Xiaomi telah melakukan banyak perubahan "di bawah tenda" yang berfokus pada peningkatan performa. HyperOS tidak membawa perubahan besar pada UI (User Interface/antarmuka pengguna) atau fitur inovatif apapun. Sederhana, minimalis, dan cepat, seperti itulah kira-kira HyperOS.

5. Lambatnya Proses Update Software

Dikenal kurang agresif dalam merilis update software, Xiaomi tidak mempercepat prosesnya meskipun telah meluncurkan HyperOS.

Nah, demikian ulasan artikel ini. Jika Anda sudah terlanjur beralih ke HyperOS dan berpikir untuk kembali ke MIUI, baca artikel tentang cara downgrade dari HyperOS ke MIUI.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget