Sebelum Bunuh Diri, Dokter Aulia Risma Minta Harapan Akan Pengampunan dan Akhir yang Damai

Buku Diary Dokter Aulia Risma Sebelum Bunuh Diri: Ini Isi Lengkapnya!
Sumber :
  • VIVA.co.id

Gadget – Kematian tragis Aulia Risma Lestari, seorang dokter muda dan mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi FK Undip Semarang, mengguncang publik.

Di balik senyum lembutnya, tersimpan kisah pilu yang merobek hati banyak orang.

Diary yang ditulis oleh Aulia menjadi saksi bisu penderitaannya.

Dalam catatan harian tersebut, Aulia menumpahkan segala rasa sakit, kesepian, dan keputusasaan yang ia alami selama menempuh pendidikan PPDS.

Dikutin dari tvOneNews.com (15/8/2024), tidak hanya tekanan fisik dan mental yang dialami Aulia.

Diary tersebut juga mengungkapkan dugaan bullying yang dilakukan oleh rekan-rekannya di PPDS Anestesi Undip.

Lebih mengejutkan lagi, Aulia diduga juga menjadi korban pelecehan seksual verbal selama menjalani pendidikannya.

Catatan Harian Dokter Aulia Risma Sebelum Bunuh Diri

Pada 5 Juli 2024, Aulia menulis tentang betapa beratnya beban yang ia rasakan selama menjalani pendidikan. 

Diary yang ditulis oleh Aulia menjadi saksi bisu penderitaannya.

Dalam catatan harian tersebut, Aulia menumpahkan segala rasa sakit, kesepian, dan keputusasaan yang ia alami selama menempuh pendidikan PPDS. Berikut beberapa isinya:

"1 semester aku berjuang di sini.  Terlalu berat untukku.  Sakit sekali.  Beban fsiknya begitu besar.  Aku ingin berhenti. Sakit sekali, sungguh sakit.  Rasanya masih sama, Aku ingin berhenti.  Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini.  Ada yang bisa menolong saya? Apa Tuhan tau saya tersiksa? Apa Tuhan tau aku kesakitan? Kenapa di setiap aku berharap.  Tidak pernah ada jawabannya.  Apa Tuhan membenciku?  Aku selalu menjerit mohon pertolongan.  Tapi kenapa aku dibiarkan?  Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri? 

Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan?  Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha.  Aku sudah menanggung banyak.  Aku manusia biasa.  Punggungku terasa amat sangat sakit setiap pulang.  Pulang dini hari, bukan duduk-duduk saja.  

Aku merasakan sakit yang luar biasa malam ini.  Aku tidak sanggup lagi meneruskan siklus ini.  Aku mohon, maafkan aku.  Maafkan aku yang menyerah.  Aku sudah berjuang.  Aku sudah sangat berusaha.  Aku mohon, Aku mohon.  Aku tidak sanggup lagi.  Bila harus menanggung lebih lama lagi.  Aku sendirian, aku berjuang sendiri. Tidak ada yang menolongku.  Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi.  Semoga Tuhan mengampuniku.  Tuhan, aku sakit.  Aku mohon tempat aku pulang.."

Harapan Akan Pengampunan dan Akhir yang Damai

Pada akhirnya, Aulia memohon agar Tuhan mengampuninya dan memberinya tempat untuk beristirahat dari semua rasa sakit yang ia alami.

Ia berharap bahwa akhir hidupnya akan membawa kedamaian yang selama ini ia cari.

  • "Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi. Semoga Tuhan mengampuniku. Tuhan, aku sakit. Aku mohon tempat aku pulang."

Kata-kata ini adalah ungkapan terakhir dari seorang jiwa yang lelah dan terluka, yang hanya ingin terbebas dari penderitaan yang tak berkesudahan.

Harap diingat, informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong tindakan bunuh diri. Tindakan bunuh diri tidak pernah menjadi solusi yang benar. Jika Anda merasa tertekan atau mengalami masalah psikologis, segera cari bantuan dengan berkonsultasi kepada psikolog, psikiater, atau layanan kesehatan mental terdekat.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget