3 Studi Kasus PPG Piloting 2024 untuk Guru yang Banyak Dicari

3 Studi Kasus PPG Piloting 2024 untuk Guru yang Banyak Dicari
Sumber :
  • Canva

Gadget – Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) menjadi jalur utama bagi guru di Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi sebagai pengajar profesional. Salah satu tahapan penting dalam PPG adalah piloting, yang bertujuan untuk menguji implementasi pembelajaran sebelum diterapkan lebih luas. PPG Piloting 2024 menghadirkan berbagai studi kasus yang dapat menjadi acuan bagi guru untuk menghadapi tantangan di kelas.

Berikut ini tiga contoh studi kasus PPG Piloting 2024 yang bisa dijadikan referensi oleh para peserta program PPG.

Studi Kasus 1: Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas

A. Permasalahan yang Dihadapi

Guru menghadapi tantangan dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas rendah. Perbedaan signifikan dalam kemampuan murid menjadi kendala utama. Beberapa siswa cepat memahami materi, sementara yang lain membutuhkan pendampingan intensif. Ada pula siswa yang cenderung pasif dan sulit berpartisipasi dalam diskusi.

B. Upaya Mengatasi Masalah

Guru melakukan asesmen awal untuk mengidentifikasi kebutuhan setiap murid. Berdasarkan hasil asesmen, guru menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat pemahaman. Siswa yang membutuhkan bantuan diberikan pendampingan khusus, sementara siswa yang lebih mahir diberi tantangan tambahan.

Selain itu, media pembelajaran bervariasi, seperti video dan gambar, digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa. Guru juga menyediakan pertanyaan pemantik bagi siswa yang pasif untuk merangsang mereka berbicara dan berpartisipasi.

C. Hasil Upaya

Setelah menerapkan strategi ini, siswa yang sebelumnya pasif mulai lebih aktif dalam diskusi dan menunjukkan peningkatan pemahaman. Siswa yang awalnya kesulitan kini mampu mengejar ketertinggalan, sedangkan siswa yang mahir merasa lebih tertantang dengan tugas-tugas yang diberikan.

D. Pengalaman Berharga

Pembelajaran berdiferensiasi memberikan pengalaman penting tentang perlunya memahami kebutuhan individu setiap siswa. Dengan pendekatan ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan sesuai dengan kemampuan murid.

Studi Kasus 2: Meningkatkan Motivasi Siswa yang Rendah

A. Permasalahan yang Dihadapi

Di kelas dengan latar belakang siswa yang beragam, seorang guru menghadapi tantangan besar ketika sebagian siswa menunjukkan minat belajar yang sangat rendah. Mereka sering tidak fokus, malas mengerjakan tugas, dan kurang partisipatif selama proses pembelajaran. Kesulitan pemahaman materi juga menjadi masalah utama bagi beberapa siswa.

B. Upaya untuk Menyelesaikan Masalah

Guru mencoba beberapa strategi, seperti penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang disesuaikan dengan minat dan gaya belajar siswa. Untuk siswa visual, digunakan alat bantu seperti gambar dan video, sementara siswa kinestetik diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan praktik.

Guru juga meningkatkan keterlibatan siswa melalui diskusi kelompok dan permainan edukatif. Teknologi seperti kuis interaktif juga digunakan untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Pendampingan individual dilakukan di luar jam pelajaran reguler untuk membantu siswa yang kesulitan.

C. Hasil dari Upaya

Setelah beberapa bulan, siswa mulai menunjukkan peningkatan minat belajar. Mereka lebih aktif bertanya dan terlibat dalam diskusi. Nilai ulangan mereka meningkat signifikan, dan pemahaman konsep-konsep sulit seperti matematika menjadi lebih baik.

D. Pengalaman Berharga

Pengalaman ini mengajarkan pentingnya fleksibilitas dalam metode pengajaran. Guru harus mampu menyesuaikan strategi berdasarkan kebutuhan unik setiap siswa. Pendekatan yang beragam terbukti mampu mengatasi masalah motivasi dan pemahaman siswa.

Studi Kasus 3: Mengatasi Masalah Literasi dan Numerasi

A. Permasalahan yang Dihadapi

Kemampuan membaca dan numerasi siswa yang rendah menjadi tantangan bagi seorang guru. Banyak siswa kesulitan mengenali huruf dan kata, serta lambat dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan. Hal ini berdampak negatif pada minat baca dan pemahaman konsep dasar matematika.

B. Upaya Mengatasi Masalah

Guru menyediakan latihan tambahan dengan bahan bacaan menarik dan mengadakan sesi membaca berpasangan. Dalam numerasi, guru menerapkan pembelajaran interaktif melalui permainan matematika dan variasi soal latihan. Siswa diberikan umpan balik langsung saat melakukan kesalahan.

C. Hasil dari Upaya

Setelah penerapan strategi ini, kemampuan membaca dan numerasi siswa meningkat. Siswa yang awalnya kesulitan membaca menjadi lebih percaya diri dan terlibat aktif dalam kegiatan membaca. Mereka juga lebih jarang melakukan kesalahan dalam operasi hitung dasar.

D. Pengalaman Berharg

Pengalaman ini menegaskan pentingnya pendekatan personal dalam pengajaran. Dengan melibatkan siswa secara aktif dan menggunakan metode interaktif, minat dan kemampuan siswa dalam literasi dan numerasi dapat ditingkatkan secara signifikan.

Kesimpulan
Studi kasus PPG Piloting 2024 memberikan gambaran nyata tentang tantangan yang dihadapi guru dan cara mengatasinya melalui strategi pembelajaran yang inovatif. Dengan pendekatan berdiferensiasi dan interaktif, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung potensi setiap siswa.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget