Viral! Guru di CIANJUR Botaki Siswi karena Kutu, Ini Klarifikasi Lengkapnya!

Viral! Guru di Cianjur Botaki Siswi karena Kutu, Ini Klarifikasi Lengkapnya!
Sumber :
  • TvOneNews

Gadget – Belakangan ini, dunia media sosial diramaikan dengan berita seorang guru SD di Cianjur, Jawa Barat, yang mencukur rambut siswinya hingga botak karena berkutu. 

Kejadian ini bermula ketika seorang guru di SD Negeri Babakan, Cianjur, menemukan siswinya, berinisial A, dengan kondisi rambut yang dipenuhi kutu. Sang guru, yang kemudian diketahui bernama Ibu Tri, terkejut melihat kondisi rambut A yang tidak terawat. Merasa prihatin, ia pun memutuskan untuk mencukur rambut siswinya agar kutu bisa lebih mudah diatasi.

Dalam video klarifikasinya yang diunggah di akun TikTok @kurawacianjur, Ibu Tri menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk membantu kesehatan A. Ia menyebut bahwa setelah melihat kondisi rambut yang parah, ia meminta izin pada A untuk memangkas rambutnya, namun A awalnya menolak. Sang guru kemudian mencoba membujuknya dengan mengatakan bahwa rambut yang sehat akan tumbuh kembali setelah kutunya hilang.

Di sisi lain, keluarga A merasa kecewa dengan tindakan tersebut. Mereka mengungkapkan bahwa meskipun niat sang guru baik, ia seharusnya meminta izin kepada orang tua terlebih dahulu. Kerabat siswi tersebut menyatakan bahwa tindakan menggunduli A menyebabkan sang siswi merasa malu, bahkan hingga enggan untuk kembali ke sekolah.

“Astaghfirullahaladzim, cobalah ibu bapak guru yang saya hormati, apa tidak ada cara lain, selain digunduli," ujar salah satu kerabatnya. Keluarga berharap bahwa sekolah dan guru bisa lebih bijak dalam menangani kasus serupa di masa mendatang agar anak tidak perlu merasa tertekan atau trauma.

Menanggapi kontroversi yang berkembang, Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, melalui Kepala Bidang Sekolah Dasar, Aripin, turut mengawal proses mediasi antara keluarga dan pihak sekolah. Dalam pertemuan di aula Desa Mekarwangi, kedua belah pihak akhirnya menyepakati perdamaian.

“Kami dari dinas sangat mengapresiasi langkah damai ini. Dari awal, kami mendorong agar masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan,” jelas Aripin. Ia juga menekankan bahwa setiap tindakan di sekolah, terutama yang menyangkut kondisi kesehatan atau penampilan siswa, harus selalu dikomunikasikan kepada orang tua. “Jangan sampai maksud baik ini berujung salah paham hanya karena kurangnya komunikasi.”