TikTok Tetap Tutup di AS: Larangan Ditunda, Alasan Tak Kunjung Datang!

TikTok Tetap Tutup di AS: Larangan Ditunda, Kejelasan Tak Kunjung Datang
Sumber :
  • tiktok

GadgetTikTok Tetap Tutup di AS Meski Larangan Divestasi Ditunda: Ini Alasannya

Larangan terhadap TikTok di Amerika Serikat seharusnya mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari 2025. Namun, pemerintahan Presiden Joe Biden memutuskan menunda pelaksanaannya. Keputusan ini awalnya dianggap sebagai kabar baik bagi TikTok, tetapi platform milik ByteDance itu tetap memutuskan untuk menghentikan operasinya di AS.

Kurangnya Kejelasan dari Pemerintah AS

TikTok menyatakan bahwa penundaan larangan tersebut tidak dibarengi dengan kejelasan dari Gedung Putih maupun Departemen Kehakiman (DOJ). Kedua lembaga tersebut belum memberikan jaminan kepada penyedia layanan seperti Apple, Google, Amazon, dan Oracle, yang berperan dalam distribusi aplikasi serta hosting web TikTok.

Dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis pada Sabtu, 18 Januari, TikTok mengungkapkan rasa kecewanya terhadap pemerintah.

"Pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih Biden dan DOJ gagal memberikan kejelasan serta jaminan kepada penyedia layanan, yang penting untuk menjaga ketersediaan TikTok," tulis TikTok.

Menurut TikTok, tanpa jaminan bahwa penyedia layanan tidak akan terkena dampak hukum, platform tersebut memilih untuk menutup operasinya di AS.

Aturan yang Tidak Konsisten

Sebelumnya, pemerintah AS menyatakan bahwa penyedia layanan seperti Apple dan Google harus menghapus TikTok dari toko aplikasi mereka. Namun, hingga kini, tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai aturan tersebut setelah penundaan larangan diumumkan.

Langkah TikTok untuk menutup operasinya dianggap sebagai upaya menekan pemerintah dan menunjukkan dampak dari kebijakan tersebut kepada publik. Namun, nasib TikTok di AS tetap menjadi tanda tanya besar, terutama karena semakin banyak pengguna beralih ke platform alternatif seperti RedNote.

Mengapa TikTok Ditargetkan?

TikTok sebenarnya tidak sepenuhnya dilarang di AS. Namun, pemerintah mengajukan aturan divestasi, di mana TikTok harus memisahkan diri dari perusahaan induknya, ByteDance. Aturan ini muncul karena kekhawatiran bahwa pemerintah China dapat menyalahgunakan data pengguna TikTok di AS.

Meski TikTok telah berkali-kali menegaskan bahwa data pengguna AS tidak disalurkan ke China, pemerintah dan sebagian masyarakat AS tetap skeptis terhadap klaim tersebut.

Apa Dampaknya bagi Pengguna dan Penyedia Layanan?

Jika TikTok benar-benar menghentikan operasinya di AS, pengguna tidak lagi dapat mengakses aplikasi melalui App Store atau Google Play Store. Selain itu, layanan hosting web yang disediakan oleh Amazon dan Oracle juga akan dihentikan.

Keputusan ini kemungkinan besar akan mendorong lebih banyak pengguna beralih ke aplikasi pesaing seperti RedNote, yang telah mulai populer sebagai alternatif TikTok.

Spekulasi dan Masa Depan TikTok di AS

Penutupan TikTok di AS menjadi langkah yang mengejutkan, mengingat platform ini memiliki jutaan pengguna aktif di negara tersebut. Namun, langkah ini bisa menjadi strategi untuk menekan pemerintah agar memberikan kejelasan lebih lanjut.

Pengamat teknologi berpendapat bahwa nasib TikTok di AS masih bergantung pada apakah pemerintah bersedia memberikan jaminan yang diminta perusahaan. Jika tidak, pengguna TikTok di AS harus bersiap kehilangan akses ke platform favorit mereka.

Bagaimana dengan Pengguna Internasional?

Bagi pengguna TikTok di luar AS, keputusan ini tidak akan berdampak signifikan. Namun, penutupan operasi di salah satu pasar terbesar dunia bisa memengaruhi reputasi dan pendapatan TikTok secara global.


 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget