3 Alasan Kenapa Madara Uchiha Lebih Pantas Jadi Musuh Terakhirnya Naruto, Dibanding Kaguya Otsutsuki
- Narutopedia - Fandom
Namun, meskipun terlihat tak terkalahkan, Madara berakhir dengan cara yang sangat sederhana: ditusuk dari belakang oleh Zetsu Hitam. Hal ini terasa janggal, mengingat betapa kuat dan cerdasnya Madara selama pertempuran berlangsung.
Sepanjang jalan, dia tampil sebagai sosok yang tak tersentuh, tetapi kematiannya terasa dipaksakan hanya demi membuka jalan bagi kemunculan Kaguya Otsutsuki. Penggemar pun bertanya-tanya, apakah Madara memang seharusnya mati dengan cara yang begitu tidak memuaskan?
2. Motif Madara yang Jelas dan Kuat
Sebagai penjahat, Madara Uchiha memiliki latar belakang dan motivasi yang kuat. Meski dikenal sebagai sosok antagonis, dia sebenarnya berjuang untuk perdamaian, meski caranya salah. Madara dan sahabatnya, Hashirama Senju, berbagi impian yang sama: menghentikan perang dan menciptakan dunia yang damai.
Namun, setelah merasa dikhianati oleh klan Senju, Madara memutuskan untuk mencapai perdamaian dengan caranya sendiri, yakni melalui Mugen Tsukuyomi—sebuah rencana untuk menciptakan dunia tanpa konflik di mana semua orang hidup dalam fantasi yang mereka inginkan.
Motif ini terasa masuk akal dan bahkan bisa dimengerti oleh penonton. Meski jahat, Madara memiliki tujuan yang jelas, yaitu menghentikan penderitaan dan perang. Sebaliknya, Kaguya Otsutsuki hadir tanpa motif yang kuat. Dia hanya ingin menguasai dunia dan kembali merebut kekuatan chakra dari umat manusia.
Tidak ada latar belakang mendalam atau perkembangan karakter yang berarti. Ini membuat Kaguya terasa seperti penjahat yang kurang kompleks dibandingkan Madara.