El Salvador Berani Taruh Semua pada Bitcoin, Apakah Bank Sentral Lain Akan Menyusul?

El Salvador Berani Taruh Semua pada Bitcoin, Apakah Bank Sentral Lain Akan Menyusul?
Sumber :
  • blockchainmedia

Gadget – Dalam beberapa tahun terakhir, Bitcoin telah berkembang menjadi aset digital yang semakin menarik perhatian, tidak hanya dari investor ritel, tetapi juga dari lembaga keuangan besar termasuk bank sentral. Sebagai cryptocurrency paling populer, Bitcoin kini dipertimbangkan sebagai salah satu opsi untuk diversifikasi aset cadangan oleh sejumlah bank sentral. Namun, apakah Bitcoin bisa benar-benar menjadi aset cadangan yang andal bagi bank sentral?

Faktor Trump Dorong Bitcoin Tembus US$90 Ribu: Analisis dan Prospek

Matthew Ferranti, seorang ekonom dari US Intelligence Community, menawarkan argumen menarik mengenai potensi Bitcoin sebagai aset cadangan bank sentral. Dalam sebuah makalah di Bitcoin Policy Institute, ia menyebutkan bahwa Bitcoin bisa memberikan manfaat diversifikasi yang signifikan bagi bank sentral yang ingin mengurangi risiko keuangan, terutama di tengah inflasi, ketegangan geopolitik, dan sanksi finansial.

Bitcoin sebagai Diversifikasi Portofolio Bank Sentral

Salah satu alasan utama Bitcoin menarik perhatian bank sentral adalah kemampuannya untuk mendiversifikasi portofolio cadangan. Berdasarkan analisis dari Federal Reserve Bank of New York, Ferranti mengungkapkan bahwa harga Bitcoin cenderung tidak dipengaruhi oleh banyak berita makroekonomi, kecuali yang terkait dengan inflasi. Hal ini menjadikan Bitcoin sebagai aset yang tidak berkorelasi langsung dengan instrumen keuangan tradisional, seperti obligasi dan saham.

Brian Armstrong: Pendiri Coinbase yang Mengguncang Dunia Cryptocurrency

Dengan tidak adanya risiko gagal bayar (default), Bitcoin menawarkan alternatif yang menarik dibandingkan aset tradisional. Sebagai aset yang terdesentralisasi dan diamankan oleh teknologi kriptografi, Bitcoin tidak memiliki klaim atas arus kas masa depan, sehingga mengurangi potensi risiko dari perubahan kebijakan ekonomi.

Ferranti juga menyoroti bahwa Bitcoin dapat memberikan perlindungan terhadap sanksi keuangan. Meskipun sanksi dapat menghalangi transaksi tertentu, Bitcoin tetap dapat diperdagangkan di pasar bebas. Jika sejumlah penambang menolak memproses transaksi dari dompet tertentu, pemilik dompet bisa menawarkan biaya transaksi lebih tinggi untuk mendorong penambang lain memproses transaksi tersebut.

Contoh El Salvador: Adopsi Bitcoin dalam Strategi Cadangan

Simak Cara Token Hamster Kombat Masuk ke Wallet? Ikutin Langkah-langkah Ini!

El Salvador menjadi contoh nyata dari adopsi Bitcoin sebagai bagian dari strategi aset cadangan bank sentral. Pada September 2021, negara tersebut membuat sejarah dengan mengesahkan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Langkah ini bertujuan untuk mendorong inklusi keuangan dan menarik lebih banyak investasi asing. Bahkan, sejak 27 September 2024, pemerintah El Salvador membeli Bitcoin setiap hari sebagai bagian dari upaya memperkuat cadangan nasional.

El Salvador kini memiliki sekitar 5.914,76 BTC yang bernilai sekitar US$394 juta atau sekitar Rp6,2 triliun. Presiden Nayib Bukele optimis bahwa penggunaan Bitcoin dapat mengurangi biaya pengiriman uang bagi warga yang bekerja di luar negeri dan membawa manfaat ekonomi lainnya. Namun, kebijakan ini juga mengundang kritik karena volatilitas harga Bitcoin yang tinggi dan dampak lingkungan dari penambangannya.

Tantangan Penggunaan Bitcoin sebagai Aset Cadangan

Meski menawarkan banyak manfaat, ada sejumlah tantangan signifikan yang harus dihadapi jika Bitcoin diadopsi sebagai aset cadangan bank sentral. Salah satu tantangan utama adalah volatilitas harga yang tinggi. Bitcoin telah menunjukkan fluktuasi harga yang ekstrem, terutama selama masa ketidakpastian global seperti pandemi Covid-19, yang dapat mengganggu stabilitas portofolio bank sentral.

Korelasi antara harga Bitcoin dan pasar saham juga menjadi perhatian. Selama pandemi, korelasi tersebut meningkat, mengurangi efektivitas Bitcoin sebagai alat diversifikasi. Meskipun korelasi ini kembali menurun pada 2023, situasi ini menunjukkan bahwa Bitcoin tidak selalu dapat diandalkan untuk melindungi dari semua jenis guncangan ekonomi.

Selain itu, tidak semua bank sentral siap menerima Bitcoin sebagai aset cadangan. Tantangan lainnya termasuk kebutuhan infrastruktur perdagangan cryptocurrency yang andal untuk menukarkan Bitcoin dengan mata uang asing. Ferranti juga mencatat bahwa pengakuan global terhadap Bitcoin sebagai aset yang sah masih sangat bervariasi, yang dapat membatasi adopsi secara luas.

Apakah Bitcoin Layak untuk Cadangan Bank Sentral?

Ferranti menyimpulkan bahwa meskipun Bitcoin menawarkan manfaat diversifikasi yang tidak tersedia pada aset tradisional, tantangan seperti volatilitas dan ketidakpastian regulasi harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Bank sentral yang ingin mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari strategi cadangannya perlu memastikan kebijakan yang ketat dan pemahaman mendalam mengenai risiko yang terlibat.

Kasus El Salvador menunjukkan bahwa adopsi Bitcoin mungkin membawa potensi keuntungan, namun kesuksesan jangka panjang akan sangat bergantung pada bagaimana risiko tersebut dikelola. Bitcoin, dengan jumlah terbatas dan sifatnya yang terdesentralisasi, bisa menjadi alternatif bagi negara yang ingin melindungi cadangannya dari inflasi, ketegangan geopolitik, atau sanksi ekonomi. Namun, pendekatan yang hati-hati dan kebijakan yang bijak tetap diperlukan untuk memastikan stabilitas keuangan.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan regulasi, Bitcoin mungkin akan menjadi bagian penting dari portofolio aset cadangan bank sentral di masa depan. Namun, sebelum itu terjadi, tantangan-tantangan yang ada harus diatasi dengan pendekatan yang terukur dan terarah.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget