Investor Aset Kripto Menanti Titik Bottom Bitcoin

Aset kripto Bitcon
Sumber :
  • Art Rachen/Unsplash

Gadget – Di penghujung pekan keempat Juni 2022, investor aset kripto tampaknya agak bisa bernafas lega. Market kripto akhirnya bisa sedikit comeback menuju zona hijau menjelang akhir pekan.

Dapat THR, Ini yang Perlu Diperhatikan untuk Jadi Investor Kripto

Secara keseluruhan sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap telah tampil gemilang menuju zona hijau dalam perdagangan 24 jam terakhir. Misalnya saja, dari pantauan CoinMarketCap, Jumat (24/6) jam 13.00 WIB, nilai Bitcoin kembali tumbuh dengan harga $ 21.106 atau tumbuh 4,12%.

Altcoin lainnya pun tak kalah meroket. Nilai Ethereum (ETH) ikut naik 6,67% ke US$ 1.149. Solana (SOL) dan XRP bahkan melonjak lebih dari 10%. Binance Coin (BNB), Cardano (ADA) dan Dogecoin (DOGE) tumbuh lebih dari 5% sehari belakangan. 

Memecoin Shiba Inu (SHIB) Diprediksi Akan Pimpin Reli Bullrun Pasar Kripto 2024

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan perdagangan market kripto bergerak positif disebabkan oleh investor yang mulai percaya diri untuk ramaikan pasar dengan aksi beli. Ternyata sentimen positif ini juga dirasakan oleh kinerja pasar modal yang menampilkan performa gemilang.

"Secara umum, investor kembali masuk ke market kripto, bersamaan dengan kinerja pasar modal yang juga mengalami kinerja positif. Investor yakin bisa mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang, ketika market kripto akan kembali bullish, sehingga mereka memutuskan untuk masuk meski masih ragu-ragu," kata Afid.

Memecoin dan AI Masih Rajai Pasar Kripto di Altcoin

Selain dari sikap invetor ritel yang bersemangat untuk masuk ke market, ternyata dari sisi teknikal, aksi buy the dip yang dilakukan oleh whales juga berpengaruh untuk kenaikan harga. Buktinya, indikator Mayer Multiple menunjukkan bahwa skornya berada 50% di bawah level Moving Average (MA) BTC selama 200 hari. 

Meski begitu, potensi market kripto untuk bullish dalam waktu dekat masih ada hambatan. Salah satu utamannya adalah Kekhawatiran atas resesi ekonomi kian nyata, setelah Ketua The Fed, Jerome Powell kembali menegaskan, otoritas moneter AS tersebut bakal terus melawan inflasi dengan kenaikan suku bunga acuan.

Halaman Selanjutnya
img_title