Dapat THR, Ini yang Perlu Diperhatikan untuk Jadi Investor Kripto
- Unsplash.com
Gadget – Ramadan identik dengan pengeluaran yang meningkat. Meski mendapatkan penghasilan dua kali lipat, namun alokasi keuangan harus pakai strategi dengan menimbang berbagai aspek, termasuk untuk menginvestasikannya di pasar kripto.
Hal ini diungkap oleh Co-CEO Reku, Jesse Choi, dalam keterangannya, kemarin. Jesse mengaku optimistis terhadap iklim investasi di kelas aset global maupun Indonesia, termasuk kripto. Apalagi saat ini per bulan Februari 2024, jumlah investor kripto di Indonesia telah menembus 19 juta orang.
"Di aset global seperti kripto, Bitcoin tengah berada di tren bullish hingga sempat mencetak All-Time-High di Indonesia. Selain itu, Bitcoin Halving juga mendapatkan antusiasme besar dari investor. Kemudian saham Amerika Serikat (AS) juga terpantau positif melalui Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average yang baru-baru ini mencatat rekor tertinggi. Sementara di kelas aset Indonesia, pasar saham di sejumlah sektor juga dipercaya melaju positif pada Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri," ujar Jesse.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Sanjaya menambahkan, dalam memilih platform investasi pentingnya memilih platform investasi yang memiliki izin dan mendapatkan pengawasan dari regulator.
“Keamanan merupakan faktor yang tidak dapat dikompromi. Jadi, pastikan untuk memilih platform investasi yang terdaftar di Bappebti sebelum berinvestasi di aset kripto. Dengan begitu, investor dapat berinvestasi dengan nyaman karena sistem dan mekanisme transaksinya berada dalam pengawasan regulator. Apalagi pasar kripto dipercaya akan memasuki fase bull run, tentunya investor ingin mengoptimalkan momentum dan mengoptimalkan strategi investasinya dengan baik,” ungkap Tirta.
Tirta menambahkan, pihaknya juga mengapresiasi Reku yang mengedepankan keterbukaan informasi publik melalui Portal Transparansi di website Reku. “Melalui portal tersebut, masyarakat dapat mengakses informasi terkait operasional Reku, hasil audit dan cara kerja aset kripto. Hal ini tentu menjadi inisiatif yang baik untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi di aset kripto,” imbuh Tirta.
Senada dengan Tirta, Robby selaku Chief Compliance Officer (CCO) Reku mengatakan pihaknya terus berupaya dalam menjaga kepercayaan pengguna. “Masih banyak masyarakat yang ragu berinvestasi, termasuk di aset kripto. Bukan hanya karena belum memahami tentang asetnya, namun juga khawatir akan keamanannya. Oleh sebab itulah Reku menjadi pionir dalam Portal Transparansi dan terus berkolaborasi bersama regulator dan pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan industri investasi yang sehat,” kata Robby.