Ancaman Baru! 10.000 Varian Malware Diciptakan Hacker Berbasis AI
- cloud computing indonesia
Namun demikian, teknologi ini juga memiliki potensi untuk memperkuat keamanan dunia maya. Dengan memanfaatkan teknik yang sama, model pembelajaran mesin dapat dilatih menggunakan data baru untuk mendeteksi ancaman yang lebih canggih di masa depan.
Serangan Pencurian Model AI: Ancaman Baru
Selain malware berbasis AI, ancaman lain yang tak kalah mengkhawatirkan adalah pencurian model AI. Sejumlah akademisi dari Universitas Negeri Carolina Utara baru-baru ini mengembangkan serangan yang disebut TPUXtract. Serangan ini mampu mencuri informasi model AI dari Unit Pemrosesan Tensor (TPU) Google Edge dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi.
Teknik ini bekerja dengan memanfaatkan sinyal elektromagnetik yang dipancarkan oleh TPU saat menjalankan model. Peneliti menyebut, melalui serangan ini, penyerang dapat memperoleh informasi seperti konfigurasi lapisan model, ukuran kernel, hingga fungsi aktivasi, bahkan tanpa akses langsung ke perangkat kerasnya.
Ancaman Keamanan Siber Semakin Kompleks
Seiring berkembangnya teknologi AI generatif, para ahli memperingatkan bahwa tantangan keamanan siber akan semakin kompleks. Dari malware yang kian canggih hingga pencurian data berbasis AI, diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi ancaman tersebut.
“Jika teknologi AI dimanfaatkan secara bijak, ia dapat menjadi alat yang sangat kuat untuk meningkatkan keamanan. Namun, jika disalahgunakan, risikonya akan sangat besar,” ujar peneliti Unit 42.