200 Meteor Per Jam Bakal Jatuh ke Bumi pada 18 November 2022
- Istimewa
Gadget – Bumi akan kejatuhan 200 meteor per jam pada 18 November 2022. Ini merupakan fenomena hujan meteor yang terjadi tiap tahun, dengan nama hujan meteor Leonid.
Dilansir melalui Cnet.com, Senin, 14 November 2022, menurut American Meteor Society, tahun ini sepertinya bumi akan kedatangan jenis debu meteor leonid yang berbeda. Komet yang ditemukan pada 1733 ini dikabarkan akan menghasilkan sisaan debu meteor antara 50 sampai 200 meteor yang jatuh ke bumi setiap jamnya.
Puncaknya akan berjumlah sebesar 200 meteor per jam, di jam-jam terakhir pada 18 November sampai pagi hari di 19 November. Namun begitu, menurut AMS, tidak ada jaminan jumlah tersebut akan pasti. Semua akan tergantung pada situasi dan kondisi cuaca yang baik untuk bisa melihat fenomena indah itu.
Yang terpenting, menurut AMS, cuaca tidak berawan dan cerah, ditambah tidak ada polusi cahaya saat hujan meteor terjadi.
Untuk bisa mendapatkan posisi pandang yang pas, kita dapat menemukan konstelasi Leo menggunakan aplikasi seperti Stellarium dan mengarahkan diri kita sehingga kepala Leo berada di tengah bidang pandang. Meteor Leonid akan tampak memancar keluar dari titik ini di langit.
Hujan meteor Leonid akan dimulai pada malam hari tanggal 17 November sampai keesokan paginya. Saat ini, diharapkan akan ada 10 sampai 15 meteor yang turun ke bumi setiap jam-nya. Malam berikutnya di tanggal 18, barulah puncaknya. Dimana akan ada sekitar 50 sampai 200 meteor leonid per jam yang menyambangi bumi.
Meteor Leonid sendiri berasal dari rasi Leo. Dinamakan Leonid karena seolah-olah berasal dari satu titik dalam rasi bintang Leo.
Bersumber dari komet Tempel-Tuttle Hujan meteor ini bersumber dari remah-remah debu dan pasir yang dilepaskan komet Tempel-Tuttle yaitu komet periodik dengan periode 33 tahun. Meteor-meteor dalam fenomena ini dikenal memiliki kecepatan tertinggi di antara benda-benda langit anggota tata surya lainnya, yakni 72 km/detik relatif terhadap Bumi. Akibatnya, walau ukuran partikelnya kecil atau umumnya di bawah 5 mm, gesekan dengan atmosfer mengakibatkannya terbakar, sehingga tampak seperti bintang jatuh.
Berdasarkan keterangan resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), saat di puncak aktivitasnya, jumlah meteor Leonid yang memasuki atmosfer bumi diperkirakan bisa mencapai 500 per jam. Namun, ketampakan yang dapat terlihat terkait intensitas meteor adalah berkisar 11 meteor per jam di Pulau Rote dengan ketinggian titik radian ketika kulminasi sekitar 52 derajat, hingga 14 meteor per jam di Pulau Weh yang ketinggian kulminasinya 69 derajat.
Menurut laman Lapan.go.id, fenomena hujan meteor ini terjadi sepanjang November dan sejatinya berlangsung sejak 6 hingga 30 November setiap tahunnya. Dengan kata lain terjadi sepanjang malam bulan November setiap tahun. Sebab, setiap kali komet Tempel-Tuttle melintas di dekat Bumi, orbitnya akan bergeser secara gradual dari waktu ke waktu akibat gangguan gravitasi Jupiter. Sehingga, terdapat aneka lintasan remah-remah debu dan pasir yang disemburkan komet ini di langit.
"Bumi melintasi aneka lintasan tersebut dalam selang waktu antara tanggal 6 hingga 30 November. Kendati, hujan meteor akan terjadi selama sebulan setiap tahunnya di bulan November, tetapi intensitas hujan meteor yang terbesar terjadi di sekitar tanggal 17 dan 18 November karena pada saat itu, lintasan rata-rata komet Tempel-Tuttle adalah yang terdekat dengan Bumi," tulis Lapan.