Kontroversi Baru: X Izinkan Pengguna Diblokir untuk Tetap Melihat Kiriman, Keamanan Jadi Taruhan?
- getty images
Gadget – Platform media sosial X, yang kini dimiliki oleh Elon Musk, telah memicu perdebatan setelah meluncurkan perubahan pada fitur blokir. Diumumkan pada bulan September dan kini dikonfirmasi oleh Engadget, perubahan ini memungkinkan pengguna yang telah diblokir untuk tetap melihat kiriman dari akun yang memblokir mereka. Namun, meski dapat melihat kiriman, pengguna yang diblokir tetap tidak bisa berinteraksi dengan atau mengikuti akun tersebut.
Sejak fitur blokir diperkenalkan pada 2014, pengguna yang diblokir tidak dapat melihat atau mengakses kiriman dari akun yang memblokir mereka. Kini, dengan perubahan ini, situasi menjadi berbeda. Sebagai contoh, wartawan dari Engadget dapat kembali melihat kiriman dari aktor William Shatner, yang pada masa lalu sempat memblokir mereka secara massal. Di bawah kiriman Shatner, terdapat pemberitahuan dari X yang berbunyi, "Anda dapat melihat kiriman publik dari @WilliamShatner, tetapi Anda diblokir untuk berinteraksi dengan mereka. Anda juga tidak dapat mengikuti atau mengirim pesan ke @WilliamShatner." Sebelumnya, notifikasi seperti ini hanya menampilkan pesan sederhana “Anda diblokir,” tanpa menunjukkan detail kiriman atau komentar lainnya.
Perwakilan X menyatakan bahwa perubahan ini dibuat karena pengguna sudah bisa melihat atau berinteraksi dengan akun yang memblokir mereka dengan beralih ke akun lain yang tidak diblokir. Selain itu, pihak X juga mengungkapkan bahwa sistem blokir lama sering disalahgunakan untuk menyembunyikan informasi atau menghalangi akses terhadap informasi tertentu. Pembaruan baru ini diharapkan mampu membawa “transparansi yang lebih besar” bagi para pengguna.
Keamanan di Ujung Tanduk?
Namun, meskipun X menganggap perubahan ini membawa transparansi, sejumlah pihak justru khawatir akan risiko yang muncul. Ahli media sosial dan aktivis keselamatan pengguna berpendapat bahwa perubahan ini berpotensi memfasilitasi perilaku penyalahgunaan, terutama bagi korban penguntitan atau bullying. Claire Waxman, Komisioner Korban di London, menyoroti bahwa perubahan ini justru membantu pelaku penguntitan dan perundungan. “Memungkinkan pengguna yang diblokir untuk melihat kiriman akan memberikan keleluasaan bagi pelaku penyalahgunaan dan penguntit. Ini sama saja dengan menuruti dan memfasilitasi perilaku mereka,” tulis Waxman dalam sebuah pernyataan yang kuat bulan lalu.
Selain itu, komunitas pengguna juga menyebut bahwa perubahan ini berpotensi melanggar kebijakan toko aplikasi, seperti ketentuan di iOS App Store dan Google Play. Apple, dalam kebijakan layanan pengembangnya, menegaskan bahwa setiap aplikasi dengan konten buatan pengguna harus menyediakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk memblokir penyalahguna dari akses layanan. Meskipun tombol blokir secara teknis masih ada di X, kemampuan pengguna diblokir untuk tetap mengakses kiriman bisa menjadi masalah yang dapat membuat Apple dan Google meninjau kebijakan mereka terkait aplikasi ini.
Pengguna Beralih ke Platform Alternatif
Dampak dari perubahan ini tak hanya memicu perdebatan, tetapi juga mendorong sebagian pengguna X untuk mencari platform alternatif. BlueSky dan Threads adalah dua platform yang populer sebagai pengganti X di tengah berbagai kebijakan kontroversial yang diterapkan belakangan ini. Threads, misalnya, baru-baru ini mengumumkan bahwa jumlah pengguna aktif bulanannya mencapai 275 juta meningkat sekitar 75 juta dalam tiga bulan terakhir. Angka tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang meninggalkan X dan mencari platform yang dirasa lebih aman dan nyaman.
Di tengah ketidakpuasan terhadap fitur-fitur baru di X, baik BlueSky maupun Threads memanfaatkan momentum ini untuk menarik perhatian para pengguna. Threads, yang dikembangkan oleh Meta, menawarkan pengalaman yang mirip dengan X, tetapi dengan kebijakan keamanan yang dinilai lebih ramah bagi pengguna.