Mesin Pencari ChatGPT Jadi Mimpi Buruk Google
- cloudbooklet
Gadget – Dunia pencarian internet bakal diramaikan dengan pemain baru yang siap menantang sang penguasa, Google Search.
OpenAI, perusahaan kecerdasan buatan (AI) terkemuka, dirumorkan tengah mengembangkan aplikasi pencarian yang akan bersaing langsung dengan Google.
Laporan dari The Information menyebutkan, mesin pencari berbasis AI ini bisa jadi merupakan fitur baru untuk ChatGPT, chatbot populer besutan OpenAI, atau bahkan aplikasi terpisah.
Hal yang menarik, layanan ini kabarnya akan didukung oleh Microsoft Bing, yang berpotensi menjadikan pesaing Google Search ini semakin tangguh.
Mesin pencari tradisional seperti Google dan Perplexity saat ini menampilkan hasil berupa tautan langsung ke sumber informasi.
OpenAI dikabarkan menawarkan pendekatan berbeda, yakni jawaban langsung yang digenerasi AI, biasanya dalam satu atau dua kalimat, diikuti dengan tautan pendukung layaknya gabungan antara chatbot dan mesin pencari.
Laporan lebih lanjut menyebutkan, produk pencarian baru ini diklaim lebih cepat dari ChatGPT, namun tetap mempertahankan kemampuan ringkas informasinya yang kuat.
CEO OpenAI, Sam Altman, disebut sebagai "mimpi buruk Google" yang sulit diabaikan.
Pasalnya, ChatGPT sendiri sudah digunakan oleh lebih dari 100 juta orang setiap minggu, dan angka ini diyakini berdampak pada penurunan pengguna Google Search.
Dominasi Google Search sebagai pintu gerbang informasi selama dua dekade terakhir mulai terusik.
Penghasilan Google dari pencarian bahkan dilaporkan lebih rendah dari perkiraan analis keuangan pada laporan keuangan kuartal terakhir.
CEO Google, Sundar Pichai, bahkan disebut menghindari pertanyaan terkait potensi penurunan pengguna Google Search, seperti dilaporkan Stratechery.
Munculnya AI membawa pendekatan baru yang lebih efisien dalam pencarian informasi.
Selain OpenAI, pemain lain seperti Perplexity, startup AI pencarian yang didukung Jeff Bezos, turut meramaikan persaingan.
Meski hanya memiliki kurang dari 40 karyawan, layanan pencarian Perplexity sudah digunakan oleh 10 juta orang setiap bulan.
Jika tim kecil ini saja mampu menarik jutaan pengguna dari Google, OpenAI dan Microsoft diprediksi berpotensi menimbulkan dampak yang lebih besar.
Google tentu menyadari ancaman AI terhadap layanan pencariannya.
Buktinya, mereka gencar mengembangkan Gemini, model AI mereka sendiri, dan mengintegrasikannya ke berbagai produk mereka.
Namun, berdasarkan laporan, kemampuan Gemini saat ini masih tertinggal dari apa yang ditawarkan OpenAI hampir setahun lalu.
Keterlambatan Google dalam mengantisipasi "kiamat AI" ini dikhawatirkan bakal menjadi bencana bagi sang raksasa pencarian.
Apakah OpenAI dan Microsoft bakal berhasil merebut mahkota Google Search?
Kita nantikan saja perkembangan terbarunya.
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
---|---|
@gadgetvivacoid | |
Gadget VIVA.co.id | |
X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
Google News | Gadget |