Israel Hadapi Krisis Pasukan, Butuh 10.000 Tentara Tambahan untuk Lawan Hamas

Israel Hadapi Krisis Pasukan, Butuh 10.000 Tentara
Sumber :
  • lifehack

GadgetIsrael kini menghadapi situasi yang semakin mendesak di tengah konflik yang berkepanjangan di Jalur Gaza. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengumumkan bahwa Israel membutuhkan 10.000 tentara tambahan dengan segera untuk memperkuat barisan militer dalam perang melawan Hamas, kelompok militan Palestina. Pernyataan ini disampaikan Gallant dalam rapat Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, yang kemudian disiarkan oleh Radio Angkatan Darat Israel.

Meta Blokir Media Pemerintah Rusia di Facebook dan Instagram: Langkah Tegas Lawan Propaganda

Menurut Gallant, kekurangan tentara ini menjadi masalah serius yang harus diatasi segera mengingat intensitas pertempuran yang terjadi di Gaza. Selain itu, ia menyebut bahwa ada potensi untuk merekrut 4.800 tentara dari kalangan pria ultra-Ortodoks. Langkah ini memungkinkan setelah Mahkamah Agung Israel memutuskan agar komunitas ultra-Ortodoks, yang selama puluhan tahun dibebaskan dari wajib militer, harus mengikuti aturan yang sama dengan warga Israel lainnya.

Krisis Rekrutmen di Tengah Perang
Keputusan untuk meningkatkan jumlah pasukan ini muncul di tengah perang yang berlangsung sejak serangan besar-besaran oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Sejak saat itu, Israel telah meluncurkan serangan balasan yang masif ke wilayah Gaza, yang memicu kecaman internasional akibat dampak kemanusiaan yang ditimbulkannya.

Kisah Palestina Saat Kepemimpinan Kaisar Ottoman

Setidaknya 37.900 warga Palestina telah tewas, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menurut laporan dari otoritas kesehatan di Gaza. Selain itu, lebih dari 87.000 orang terluka dalam serangan yang terus berlangsung hingga saat ini. Serangan-serangan ini tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik, tetapi juga memicu krisis kemanusiaan dengan blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan di Gaza.

Tekanan Internasional dan Keputusan Pengadilan
Serangan Israel di Gaza telah menuai kritik dari berbagai negara dan organisasi internasional. Salah satunya adalah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuntut gencatan senjata segera, sebuah resolusi yang diabaikan oleh pemerintah Israel. Kritik semakin meningkat setelah Mahkamah Internasional menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina.

Top 10 Negara dengan Militer Terkuat: Indonesia Bikin Bangga!

Mahkamah Internasional juga memerintahkan Israel untuk menghentikan operasi militernya, terutama di kota Rafah, wilayah selatan Gaza yang menjadi tempat perlindungan lebih dari satu juta warga Palestina. Meskipun demikian, serangan udara Israel tetap berlanjut hingga menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa.

Dampak Terhadap Warga Sipil
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk setiap harinya. Blokade yang diberlakukan oleh Israel membuat penduduk kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar seperti air bersih dan makanan. Lembaga-lembaga kemanusiaan internasional berusaha memberikan bantuan, namun akses ke wilayah tersebut sangat terbatas karena serangan dan blokade militer.

Halaman Selanjutnya
img_title