Detik-Detik Penangkapan TNI AL Gadungan di Monas, Ikuti Gladi Upacara dengan Pakaian Lengkap
- viva.co.id
Gadget – Pada hari Jumat, 27 September 2024, sekitar pukul 16.55 WIB, terjadi insiden penangkapan seorang pria yang berpura-pura sebagai anggota TNI Angkatan Laut. Pria yang diketahui bernama Jefri Ga Koro, kelahiran Tuamese, 22 Juni 2001, mengenakan seragam lengkap TNI AL berpangkat Letnan Dua (Letda Sus) di kawasan Monumen Nasional (Monas), tepat saat berlangsungnya latihan gladi upacara HUT TNI ke-79.
Jefri yang mengenakan Pakaian Dinas Harian (PDH) TNI AL terlihat berbaur dan mengikuti rangkaian latihan upacara bersama para prajurit TNI lainnya tanpa rasa takut. Penampilannya yang meyakinkan membuat orang-orang di sekitarnya sempat terkecoh. Dalam sebuah video yang tersebar di media sosial, Jefri tampak percaya diri saat ikut serta dalam persiapan perayaan HUT TNI tersebut.
Namun, penyamaran Jefri tidak berlangsung lama. Pihak berwenang segera curiga dan melakukan pemeriksaan terhadapnya. Setelah diselidiki lebih lanjut, terungkap bahwa Jefri bukanlah seorang anggota resmi TNI Angkatan Laut. Ia segera diamankan oleh pihak keamanan setempat untuk diinterogasi lebih lanjut terkait motif di balik penyamarannya.
Penangkapan ini menyoroti pentingnya pengawasan yang ketat dalam acara-acara resmi kenegaraan, terutama yang melibatkan institusi militer. Apalagi, momen seperti upacara HUT TNI biasanya dijaga dengan tingkat keamanan yang tinggi untuk mencegah gangguan dan memastikan kelancaran acara.
Pihak berwenang masih terus menyelidiki kasus ini, termasuk bagaimana Jefri bisa mendapatkan akses ke seragam TNI lengkap dan apakah ada pihak lain yang terlibat. Saat ini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai motif di balik tindakannya. Apakah ini hanya aksi iseng atau ada tujuan lain yang lebih serius, masih menjadi tanda tanya besar.
Insiden ini juga menarik perhatian masyarakat luas, mengingat peran dan simbol penting yang dimiliki oleh seragam militer di Indonesia. Banyak yang bertanya-tanya mengapa seseorang bisa nekat melakukan aksi penyamaran dalam konteks yang begitu serius. Selain itu, kejadian ini juga menjadi peringatan bagi pihak berwenang untuk meningkatkan pengawasan dan deteksi terhadap individu yang mencoba menyusup atau menyamar dalam acara kenegaraan.
