Keakuratan Smartwatch dalam Memantau Kesehatan: Seberapa Jauh Kita Bisa Percaya?
- ameera
Gadget – Pernahkah kamu merasa seperti semua orang di sekitarmu sedang memakai smartwatch? Ya, penggunaan jam tangan pintar ini sepertinya sedang naik daun di seluruh dunia, terutama di kalangan orang-orang yang ingin lebih perhatian pada kesehatan dan kebugaran.
Dengan berbagai fitur canggih mulai dari mengukur detak jantung hingga melacak langkah dan pola tidur smartwatch telah menjadi alat multifungsi yang dianggap bisa memantau aktivitas sehari-hari kita.
Namun, pertanyaan yang tak kalah menarik adalah seberapa akurat data yang dihasilkan oleh smartwatch ini saat kita berolahraga atau menjaga kesehatan? Mari kita selami lebih dalam mengenai hal ini.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Dr. Richard Alcock, seorang dokter spesialis kardiologi, keakuratan smartwatch dalam memantau kebugaran kardiovaskular diuji. Dr. Alcock melakukan perbandingan antara pengukuran VO2 max yang merupakan indikator penting untuk menilai kebugaran jantung dan paru-paru dari alat medis dengan pengukuran yang dilakukan oleh smartwatch.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa akurasi smartwatch dalam mengukur berbagai metrik kesehatan ternyata masih memiliki batasan. Dr. Alcock menemukan adanya perbedaan sekitar 10% antara hasil pengukuran VO2 max dari alat medis dan smartwatch. Ini terjadi karena smartwatch tidak mengukur langsung keluaran oksigen tubuh, melainkan memperkirakan berdasarkan detak jantung dan kecepatan bergerak kita.
Lebih lanjut, akurasi pengukuran detak jantung juga bisa bervariasi, tergantung pada jenis aktivitas fisik yang kita lakukan. Misalnya, saat bersepeda atau berlari, gerakan tangan mungkin memengaruhi hasil yang ditampilkan. Selain itu, ketika kita tidur, beberapa perangkat mampu memperkirakan durasi tidur hanya berdasarkan gerakan tubuh, dan terkadang bisa jadi terlalu membesar-besarkan.
Di sisi lain, meskipun ada beberapa kritik terkait akurasi data yang disediakan, metrik tertentu seperti hitungan langkah dan pengukuran jarak biasanya dianggap relatif akurat jika digunakan dalam kondisi ideal. Namun, saat kita mengandalkan satu metrik untuk menghitung metrik lain contohnya, langkah yang digunakan untuk menghitung kalori yang terbakar kesalahan bisa saja muncul.