Warga Belanda Geram dengan Program Naturalisasi Timnas Indonesia, Sebut Sebagai Distorsi Kompetisi
- tvonenews.com
Gadget – Timnas Indonesia kembali mencatatkan sejarah gemilang setelah mengalahkan Arab Saudi 2-0 dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Selasa (19/11/2024). Dua gol kemenangan Garuda pada pertandingan ini dicetak oleh Marselino Ferdinan, masing-masing pada menit ke-32 dan 57.
Kemenangan ini menempatkan Indonesia di posisi ketiga klasemen sementara Grup C dengan koleksi enam poin dari enam pertandingan. Prestasi ini menunjukkan perkembangan signifikan bagi pasukan Shin Tae-yong, yang kini berada di jalur yang tepat untuk meraih tempat di putaran final Piala Dunia.
Namun, kesuksesan ini mendapat sorotan tajam dari warga Belanda. Mereka mengungkapkan kekesalannya terhadap banyaknya pemain naturalisasi dalam skuat Timnas Indonesia. Program naturalisasi yang dilaksanakan oleh PSSI dalam lima tahun terakhir memang menunjukkan hasil yang cukup mengesankan, termasuk pencapaian lolos ke babak 16 besar Piala Asia 2023 dan semifinal Piala Asia U-23 2024, serta menempati urutan ke-130 dalam ranking FIFA.
Keberhasilan tersebut juga tak lepas dari kontribusi para pemain naturalisasi seperti Jay Idzes, Ragnar Oratmangoen, dan beberapa nama lainnya, termasuk Marselino Ferdinan yang tampil mengesankan. Bahkan, Timnas Indonesia U-23 baru-baru ini berhasil mencapai putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, dengan bersaing di grup yang diisi tim-tim kuat seperti Jepang, Australia, Bahrain, Arab Saudi, dan China.
Namun, sejumlah warga Belanda justru merasa bahwa pencapaian Indonesia diraih dengan cara yang tidak adil. Beberapa komentar di media sosial menyebutkan bahwa pemain yang dipilih untuk membela Timnas Indonesia seharusnya tidak berasal dari negara yang tidak mereka tinggali atau tidak memiliki ikatan darah dengan Indonesia.
Salah satu akun @Sjoerd menulis, "Tentu saja ini tidak masuk akal sama sekali. Seharusnya dilarang secara hukum di seluruh dunia bagi pemain untuk bermain di negara di mana mereka tidak dilahirkan dan/atau tidak tumbuh. Ini merupakan distorsi kompetisi yang tidak berkontribusi pada sepak bola yang murni dan adil."
Komentar serupa juga datang dari akun @stefan yang menyebut, "Meskipun tentu saja sangat menyenangkan bagi orang-orang yang mungkin mencapai Piala Dunia, saya bertanya-tanya apakah Anda harus menginginkannya. Indonesia menjadi semacam Belanda C dengan cara ini."