Punyamentor, Platform Brand Builder untuk Kembangkan Bisnis Digital

Kevin Tania
Sumber :
  • Istimewa

Gadget – Berdasarkan laporan Meta dan Bain & Company, jumlah konsumen digital di Indonesia ditaksir mencapai 168 juta orang pada 2022. Jumlah itu mengalami kenaikan 9,09% dibandingkan pada tahun lalu yang sebanyak 154 juta orang. 

3 Hero Mage Super Kuat Yang Harus Dibanned Saat Push Rank Mobile Legends

Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang paham mengenai dunia digital dan aktif melakukan aktivitas digital. Besarnya angka konsumen digital ini tentu saja menjadi peluang besar bagi para entrepreneur dalam mengembangkan bisnis ke dalam dunia digital. Namun sayangnya, tak semua bisnis owner dan entrepreneur bisa menerapkan digital marketing dengan optimal. 

Hal sederhana tersebut dapat terlihat dari masih banyaknya brand atau bisnis yang belum memiliki website atau minimal landing page, sosial media yang tak terurus dan berantakan, hingga sekedar foto produk yang kurang menggugah bahkan nama brand yang tidak banyak dikenal orang.

WhatsApp Luncurkan Fitur Filter Chat, Temukan Pesan Penting Lebih Cepat

Dalam kajian BPP HIPMI tahun 2022 menjelaskan bahwa pertumbuhan entrepreneur di Indonesia cuma 3.4% dari populasi, persentase tersebut masih kurang untuk menjadi suatu negara maju yang membutuhkan 12% hingga 14%.

Hal ini menarik perhatian salah satu brand builder muda Indonesia Kevin Tania. Kevin telah berhasil menjalankan beberapa model bisnis dengan mengoptimalkan data konsumen digital dan mentransformasi bisnis tradisional ke dalam sistem online. 

Meta Uji Coba Meta AI di WhatsApp: Chatting Semakin Mudah dan Nyaman!

Saat dikonfirmasi awak media, Kevin menyebutkan, "Memang banyak kendala atau kesulitan yang dihadapi para entrepreneur semasa membangun bisnisnya," ujarnya.

"Kesulitan tersebut seperti kekurangan strategi marketing yang baik untuk menjangkau pasar, kurangnya kemampuan memahami apa yang dibutuhkan pasar dan konsumen, kurangnya kesiapan entrepreneur itu sendiri dalam hal operational, finance, HR serta tidak adanya komunitas yang supportif untuk membantu para entrepreneur growth dan survive ketika berhasil," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
img_title