Lazada Sebut 3 Tantangan Utama Pasar E-Commerce Indonesia, Apa Saja?

Stefan Winata, Head of Seller Development and Sales Operations Lazada Indonesia.
Sumber :
  • voi.id

GadgetTantangan industri e-commerce di Indonesia mulai terasa saat munculnya berita penjual offline yang merasa dicurangi oleh penjual online. Hal ini membawa perubahan besar dan berdampak pada industri e-commerce. Jumlah penjual yang harus difilterisasi sesuai peraturan pemerintah dan pangsa pasar yang menurun menjadi tantangan yang dihadapi e-commerce di Indonesia.

Oleh karena itu, Lazada dan e-commerce lainnya berupaya meningkatkan UMKM lokal agar dapat terdigitalisasi. Lazada sendiri masih melihat adanya tiga tantangan industri e-commerce yang perlu ditangani, yaitu:

  • Ketersediaan tenaga kerja: Kebutuhan tenaga kerja di sektor ekonomi digital masih belum terpenuhi. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara supply dan demand, serta kurangnya pemahaman masyarakat tentang ekonomi digital.
  • Literasi digital: Literasi digital masyarakat Indonesia masih perlu ditingkatkan. Hal ini penting agar masyarakat dapat memanfaatkan potensi penuh dari ekonomi digital.
  • Perubahan perilaku pembeli: Perilaku pembeli di e-commerce terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Hal ini menuntut pelaku industri e-commerce untuk terus berinovasi dan adaptif terhadap perubahan.

Tiga tantangan tersebut disebutkan oleh Lazada dalam gelaran media luncheon di kantor Lazada, Capital Place, Jakarta, pada 9 November 2023. Selain membahas tantangan, Lazada juga membahas wawasan, strategi, dan fitur Lazada yang dapat membantu penjual sukses di ekosistem ekonomi digital.

Berdasarkan laporan e-Conomy yang diterbitkan oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, penetrasi e-commerce" target="_blank" rel="noopenere-commerce di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat.

Nilai pasar e-commerce di indonesia" target="_blank" rel="noopenerIndonesia saat ini mencapai 1.000 triliun rupiah, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 1.300 triliun rupiah pada tahun 2025. Nilai tersebut setara dengan 50% dari total nilai pasar e-commerce Asia Tenggara.

Data e-Conomy menunjukkan bahwa peluang sektor e-commerce di Indonesia sangat besar. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh UMKM sebagai bagian penting dari strategi pengembangan bisnis mereka.