Surat Terbuka Hanum Rais, Kami Sakit Hati: Kritik Pedas untuk Erina Gudono dan Kaesang Pangarep

Gadget – Kaesang Pangarep dan Erina Gudono, yang merupakan putra bungsu dan menantu Presiden Jokowi, baru-baru ini menjadi sorotan publik.

Erina, yang juga merupakan mantan Puteri Indonesia, mendapat kritik tajam setelah memamerkan gaya hidup mewahnya selama babymoon di Amerika Serikat.

Tindakan ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk dari Hanum Rais, yang menyampaikan kritikannya melalui surat terbuka yang viral.

Hanum Rais, penulis buku terkenal "99 Cahaya di Langit Eropa" dan putri politisi senior Amien Rais, menyampaikan rasa sakit hatinya atas tindakan pasangan tersebut yang dianggap tidak peka terhadap kondisi rakyat Indonesia.

Dalam surat terbuka yang ia tulis, Hanum menggambarkan penderitaan yang dialami banyak masyarakat Indonesia saat ini, mulai dari jeratan utang, kesulitan ekonomi, hingga kesenjangan sosial yang semakin tajam.

Hanum menyoroti unggahan Erina Gudono yang memperlihatkan kemewahan selama berada di Amerika Serikat.

Dalam unggahan Instagram Story, Erina tampak menikmati perjalanan dengan private jet Gulfstream, makan sushi seharga ratusan juta rupiah, serta berbelanja stroller bayi seharga Rp30 juta.

Aksi pamer kemewahan ini memancing kemarahan publik, terutama karena terjadi di saat masyarakat Indonesia tengah bersatu melakukan aksi demonstrasi untuk menjaga putusan Mahkamah Konstitusi agar tidak diintervensi oleh DPR.

Seolah menambah luka, Hanum membandingkan gaya hidup mewah ini dengan kenyataan pahit yang dialami banyak rakyat Indonesia yang berjuang keras hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Surat Terbuka Hanum Rais, Kami Sakit Hati

Berikut adalah isi lengkap surat terbuka dari Hanum Rais yang ditujukan kepada Kaesang Pangarep dan Erina Gudono sebagaimana dikutip dari akun Instagram Hanum Rais (@anumrais) (21/8/2924):

Surat Terbuka Untuk Erina dan Kaesang Yang Melukai Gerakan Rakyat Hari Ini dengan Pamer Kemewahan di Amerika

Mba dan Mas, jutaan muda seusia Anda tengah terseok-seok hidupnya. Ada yang terjerat pinjol, judol, sampai mencabut nyawanya. Ada yang pintar, bahkan jauh lebih pintar dari saya dan Anda, tapi nggak punya nafas bayar UKT karena bapak ibunya buruh cuci dan tukang bangunan. Ada yang berdarah2 belajar biar lulus ujian tapi berhari-hari listrik air mati. Ada yang pontang panting cari biaya nikah dibela-bela ngutang ngemplang sana sini akhirnya kandas. Ada yg berjibaku cari KPR utk anak istri biar bisa punya rumah sempit setara 25m2 aja. Ada yang tiap malam nangis bersimpuh di atas sajadah berharap jadi pegawai BUMN. Ada yang menunggui orang tuanya sakit di bangsal kelas 3 sementara BPJS nya telat dibayar.

Oh ya…

Ada yang hamil seperti Mba Erina, namun jangankan beli stroller, atau naik private jet untuk babymoon, beli asamfolat seharga 10ribu saja dia gak mampu. Ada yg baru saja bersalin, tapi nangis karena tahu anaknya begitu lahir nanggung utang negara 14.000 Trilyun. Ada yang pagi ini sarapan nasi garam lalu cemas, perutnya siang nanti makan apa? Mereka bingung ke toilet, yang mau dikeluarkan dari perutnya apa?
.
HARI INI kami bergerak, karena nurani kami dijadikan kain pel, hukum dicabik cabik oleh Bapak Anda dan antek-anteknya di DPR, di saat bersamaan tanpa bersalah kalian pamer hedonisme di Amerika sambil mungkin kalian membatin “Hai budak-budakku di Indonesia gelarkan karpet merah untuk jabatan Gubernurku”

Hanya dadu takdir yang membuat kamu lebih beruntung sementara kami rakyat yang lahir dari rahim biasa tertimpa sial setiap hari karena arogansi kekuasaan Bapakmu.

Seolah kau cemooh kami para kelas pekerja, kelas tergopoh-gopoh ini yg memperjuangkan nasibnya. Kalian tak punya empati, tak punya peka. Bahkan kalian lakukan aksi flexing dengan sadar dan intensi tanpa etika.

Sungguh rakyat Indonesia terluka. Kami tandai!

Surat terbuka ini langsung menjadi viral di media sosial dan menambah tekanan terhadap Erina Gudono yang sudah terlebih dahulu menjadi bulan-bulanan netizen karena dianggap tidak peka terhadap situasi sosial di tanah air.

Netizen ramai-ramai mengkritik gaya hidup mewah pasangan ini, yang dianggap tidak sejalan dengan nilai-nilai kesederhanaan dan empati yang diharapkan dari figur publik, terutama yang berada dalam lingkaran keluarga presiden.

Selain itu, isu ini juga menjadi pengingat bahwa tindakan pamer kemewahan di media sosial dapat berdampak negatif, terutama di saat masyarakat sedang menghadapi kesulitan ekonomi.

Sikap publik terhadap tindakan semacam ini menunjukkan bahwa empati dan kepedulian sosial masih sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.