Alasan Polisi Menangkap Tiktoker Gunawan Sadbor

Pada Kamis, 31 Oktober 2024, kabar penangkapan Gunawan Sadbor, seorang Tiktoker asal Sukabumi, mengejutkan jagat maya. Gunawan, yang dikenal karena aksi joget viralnya "Ayam Patuk", ditangkap polisi atas dugaan keterlibatannya dalam promosi judi online.

Namun, di balik penangkapan ini, Gunawan langsung membuat klarifikasi bahwa dirinya sama sekali tidak terlibat dalam aktivitas ilegal tersebut. 

Kepolisian Polres Sukabumi menduga bahwa konten Gunawan secara tidak langsung terafiliasi dengan akun-akun yang mempromosikan judi online.

Saat siaran langsung di TikTok, Gunawan diketahui beberapa kali diikuti oleh akun yang diduga berhubungan dengan aktivitas judi online.

Kondisi ini menjadi alasan kuat yang mendorong polisi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Meski Gunawan mengklaim bahwa ia berusaha memblokir akun-akun tersebut, polisi tetap mempertimbangkan adanya kemungkinan bahwa interaksi antara Gunawan dan akun-akun ini berpotensi melanggar hukum.

Penangkapan ini menjadi sorotan karena fenomena kreator konten yang tak selalu mampu mengontrol interaksi di platform mereka.

Di satu sisi, polisi ingin menindak tegas konten yang berkaitan dengan promosi judi online. Di sisi lain, kasus ini menimbulkan polemik karena tingginya ketergantungan kreator pada platform yang sulit dikendalikan secara penuh oleh pengguna.

Setelah penangkapan, Gunawan segera memberikan klarifikasi melalui akun TikTok-nya, @sadbor86. Dalam video yang diunggahnya, ia menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mempromosikan judi online atau bekerja sama dengan pihak terkait.

“Sadbor mau klarifikasi ya teman-teman, bahwa Sadbor dan tim Sadbor serta karyawan-karyawan Sadbor tidak bekerja sama dengan judi,” ujarnya dalam video tersebut.

Ia menyatakan telah berusaha memblokir akun-akun yang berhubungan dengan judi online, namun mengakui bahwa keberadaan akun tersebut sulit dihindari.

Kasus penangkapan Gunawan Sadbor membuka mata banyak pihak terhadap tantangan yang dihadapi para kreator konten dalam menjaga kebersihan konten di tengah banyaknya pengaruh eksternal.

Bagi Gunawan dan para kreator lainnya, ini adalah kesempatan untuk lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan audiens dan memastikan bahwa mereka selalu terjaga dari konten yang bisa merusak reputasi mereka.