Kisah Palestina Saat Kepemimpinan Kaisar Ottoman

Kisah Palestina Saat Kepemimpinan Kaisar Ottoman
Sumber :
  • HistoryMaps

Masuknya abad ke-20 menyaksikan gelombang nasionalisme Arab di seluruh Kekaisaran Ottoman, yang menginginkan kemerdekaan. Ketika Perang Dunia I meletus, negara-negara Eropa berencana membagi-bagi wilayah Timur Tengah, termasuk Palestina, sesuai dengan Perjanjian Sykes-Picot pada tahun 1916.

Bangsa Arab berharap pada Inggris untuk mendukung gerakan nasionalisme mereka. Mereka percaya bahwa janji kemerdeka

an yang diumumkan dalam korespondensi antara Amir Makkah Husain bin Ali dan komisaris Inggris di Mesir, Henry McMahon, akan dipenuhi.

Dengan kekuasaan Kekaisaran Ottoman semakin terkikis, Inggris mengambil alih kendali Palestina sesuai dengan Perjanjian Sykes-Picot. Ini membuka pintu bagi perkembangan konflik yang tak berkesudahan di Palestina.

Deklarasi Balfour pada tahun 1917, yang mendukung migrasi besar-besaran orang Yahudi dari Eropa dan Amerika Serikat ke Palestina, semakin memperumit situasi.

Sejak awal abad ke-20, imigrasi besar-besaran orang Yahudi dari Eropa ke Palestina telah memicu ketegangan dengan penduduk Arab setempat.

Kolonisasi Yahudi yang semakin meluas didukung oleh dana besar dari keluarga Rothschild pada tahun 1918, yang menyebabkan ketegangan sosial antara komunitas Yahudi dan Arab.