Inflasi Februari Capai 2,75 Persen, Dampak Naiknya Harga Beras hingga Rokok
- finansialku
Gadget – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi year on year (y-on-y) mencapai 2,75 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 105,58 pada Februari 2024.
Inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Papua Selatan sebesar 4,61 persen dengan IHK mencapai 106,70, sementara inflasi terendah terjadi di Provinsi Papua Barat Daya sebesar 1,81 persen dengan IHK mencapai 103,44.
Di tingkat kabupaten/kota, inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,06 persen dengan IHK mencapai 107,25, sedangkan inflasi terendah tercatat di Kabupaten Belitung Timur sebesar 0,25 persen dengan IHK mencapai 103,48.
Inflasi y-on-y dipengaruhi oleh kenaikan harga di berbagai kelompok pengeluaran, termasuk kelompok makanan, minuman, tembakau, pakaian, alas kaki, perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga, perlengkapan, peralatan, pemeliharaan rutin rumah tangga, kesehatan, transportasi, rekreasi, olahraga, budaya, pendidikan, penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Komoditas seperti beras, cabai merah, bawang putih, telur ayam ras, daging ayam ras, dan lainnya menjadi penyebab dominan dari inflasi tersebut, sementara beberapa komoditas seperti cabai rawit, bawang merah, ikan segar, minyak goreng, dan sabun cair/cuci piring memberikan kontribusi deflasi.
Tingkat inflasi month to month (m-to-m) Februari 2024 mencapai 0,37 persen, sementara tingkat inflasi year to date (y-to-d) Februari 2024 mencapai 0,41 persen.
Tingkat inflasi komponen inti y-on-y pada Februari 2024 mencapai 1,68 persen, dengan inflasi m-to-m sebesar 0,14 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 0,34 persen.