Stabilitas Ekonomi AS Jadi Pengaruh Besar Market Kripto yang Tiarap
- Art Rachen/Unsplash
Namun di sisi lain, investor takut bahwa data makroekonomi AS yang cemerlang akan membuat bank sentral AS, The Fed, semakin percaya diri untuk mengetatkan suku bunga acuannya.
"Dengan situasi ekonomi AS yang membaik bisa membuat sinyal kepada The Fed untuk bisa menaikkan suku bunga acuannya. Mereka mengganggap ini merupakan waktu yang tepat untuk menggejot suku bunga guna menekan inflasi, tapi tidak berdampak buruk kepada ekonomi karena sudah mulai rebound," terang Afid.
Selain perkara makroekonomi, pelemahan aset kripto ini juga disebabkan oleh ketakutan investor terhadap amblesnya kinerja saham AS, di mana banyak perusahaan raksasa teknologi mengalami performa yang buruk. Hal ini dapat dimaklumi mengingat aset kripto dan saham teknologi berkategori growth stocks memiliki profil risiko yang mirip.
Jelang FOMC Meeting
Di samping itu, menjelang FOMC Meeting yang digelar The Fed pada 1-2 November 2022 menjadi sentimen negatif buat market kripto. Kemungkinan, market belum bisa rebound hingga keputusan sikap The Fed keluar.
Terlebih, The Fed diperkirakan masih memiliki sentimen hawkish untuk terus menaikkan suku bunga untuk yang keenam kalinya di tahun ini sebesar 75 basis poin dalam pertemuan mendatang.
Secara teknikal, penurunan harga BTC saat ini mungkin masih akan terus berlanjut dan dianggap valid karena sejalan dengan volume transaksi yang mulai menurun. Level support terdekat BTC saat ini ada di posisi harga US$ 20.050.