Pendapatan Game di RI Besar Tapi Developer Lokal Hanya 2 Persen
- Foto: Dok. Istimewa
Gadgetviva – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkap jika game merupakan salah satu sektor yang berkembang selama pandemi Covid-19 berlangsung. Namun sayang, developer game lokal hanya menguasai 2 persen pasar tanah air.
Hal ini diungkap Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan. Dia menyebut jika peluang pasar industri game nasional sangat besar. Oleh karena itu, pemerintah memfasilitasi pengembangan ekosistem game nasional. Hal itu untuk mewujudkan Indonesia yang benar-benar mandiri dan menjadi tuan rumah di negara sendiri dengan kemajuan teknologi dan inovasi dalam industri game nasional.
"Sektor industri game menjadi salah satu yang berkembang pesat selama pandemi Covid-19. Pendapatan segmen game Indonesia dalam platform mobile dan fisik mencapai USD1.074 Miliar. Angka ini tentu merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan," ujar Semuel saat menghadiri pembukaan Press Conference Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) 2022, kemarin.
Namun demikian, Dirjen Semuel mengakui pelaku industri lokal hanya menguasai 2 persen dari pasar game Indonesia. “Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo bersama Asosiasi Game Indonesia dan lebih pada tahun 2020, pelaku industri lokal hanya menguasai 2% dari pasar game Indonesia,” ujarnya.
Oleh karena itu, Kementerian Kominfo memantau perkembangan kondisi ekosistem industri game Indonesia, serta menciptakan inisiatif yang dapat mendorong laju pertumbuhan para pelaku industri game di Indonesia.
“Hal ini menjadi salah satu fokus Kementerian Kominfo. Pada tahun 2022 ini kami kembali menerbitkan Peta Ekosistem Industri Game Indonesia tahun 2021 untuk mendapatkan basis informasi bagi pelaku industri game, pemerintah, dan pemangku kepentingan yang lainnya,” jelas Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.
Sesuai Peta Ekosistem Industri Game Indonesia tahun 2021, Dirjen Semuel menyatakan jumlah pemain game Indonesia di atas 170 juta orang di berbagai macam platform. Menurutnya, hal itu didorong dengan keberadaan ponsel pintar atau smartphone sebagai platform terpopuler untuk bermain game.
“Dibuktikan dari jumlah pemain dan juga waktu mereka bermain. Sebanyak 84% Pemain Game Indonesia yang disurvei adalah pemain game melalui ponsel pintar disusul 43% pemain melalui computer atau desktop. 20% melalui notebook atau laptop dan 9,5% melalui console,” ungkapnya.
Jika dilihat dari waktu bermain, pemain game Indonesia menghabiskan mayoritas waktu bermain di ponsel pintar dengan rata-rata 11 jam per minggu. Disusul pemain game di computer sekitar 8 sampai 9 jam per minggu dan pemain game console sekitar 7 jam per minggu.
“Besarnya pasar penggunaan game tersebut, perlu dilirik dan dimaksimalkan potensinya, serta mendorong penguasaan oleh Game Developer Indonesia,” ujar Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.
Gandeng AGI
Guna mengeksplorasi pertumbuhan industri game lokal, Kementerian Kominfo bersama Asosiasi Game Indonesia (AGI) kembali menyelenggarakan Indonesia Game Developer Exchange (IGDX). Tahun ini, menurut Dirjen Semuel ada peningkatan skala, jangkauan, dan rangkaian kegiatan yang lebih variatif dari IGDX tahun sebelumnya.
“Diharapkan dengan lebih banyaknya rangkaian kegiatan dan skala penyelenggaraan yang lebih besar di tahun 2022, IGDX mampu memberikan lebih banyak dampak positif bagi industri game dalam negeri,” ujarnya.
Dirjen Aptika Kementerian Kominfo menjelaskan program IGDX ini pertama kali diadakan pada tahun 2019. Untuk memfasilitasi pengembang game, ada rangkaian sub-kegiatan antara lain IGDX Academy, IGDX Career, IGDX Business, dan IGDX Conference.
“Pada hari ini kami secara resmi membuka program IGDX 2022, dimana kami sangat berharap Game Developer Indonesia dapat berpartisipasi aktif dalam rangkaian program yang akan dilaksanakan selama 5 bulan ke depan,” ujarnya.
Melalui IGDX Academy, Dirjen Semuel menjelaskan peserta akan mendapatkan mentorship secara online oleh mentor global dan nasional dengan pengalaman di industri game. Peserta yang mendapatkan akses itu, telah terpilih melalui tiga tahap proses kurasi.
“Pada penyelenggaraan tahun 2021, IGDX Academy diikuti oleh sebanyak 15 studio level advance dan 9 studio level intermediate. IGDX Academy merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang industri game Indonesia,” jelasnya.
Mengenai IGDX Career, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo menyebutnya sebagai kegiatan untuk mewadahi talenta di bidang industri game agar dapat diserap pelaku industri.
“IGDX Career bertujuan untuk mempertemukan talenta lokal berbakat dengan perusahaan-perusahaan game developer di Indonesia, yang dilakukan melalui Platform Digital khusus,“ tuturnya.
Adapun, IGDX Business and Conference menjadi ajang bagi pelaku industri gim dalam negeri dan luar negeri dalam berbagi informasi dan perkembangan mengenai industri game global di masa mendatang.
“IGDX Bussiness merupakan kegiatan business matchmaking secara offline secara hybrid (offline maupun online) yang mempertemukan game developer lokal Indonesia dengan buyer atau publisher, game developer global, ataupun investor lokal maupun global,” jelas Dirjen Semuel.
Sedangkan melalui IGDX Conference, peserta dapat mengikuti seminar dan workshop secara hibrida dan bisa berinteraksi dengan pembicara dari berbagai stakeholders industri game nasional dan global.
“Seperti pewakilan lembaga pemerintahan, tokoh industri game, perwakilan buyer atuu publisher, atau perwakilan sektor industri terkait,” jelas Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.