Semester I 2022, XL Axiata Bukukan Laba Bersih Rp615 Miliar
- Dok. XL
Kenaikan trafik yang signifikan tersebut turut mendorong kenaikan pendapatan dari layanan data dan layanan digital. Tercatat, di semester pertama 2022 ini XL Axiata berhasil meraih pendapatan data dan layanan digital sebesar Rp 12,87 triliun, naik 9% YoY.
Akses internet yang lebih cepat berdampak positif pada pemakaian aplikasi digital, termasuk aplikasi milik perusahaan, yaitu “myXL”dan “Axisnet”. Pada kedua aplikasi yang antara lain menawarkan berbagai paket layanan dan juga sarana customer service kepada pelanggan tersebut, masing-masing mengalami peningkatan pengguna aktif bulanan sejak awal pandemi. Dengan demikian, peningkatan investasi yang telah XL Axiata implementasikan telah terbukti sangat mendukung peningkatan performa bisnis, terutama pada sisi efisiensi biaya serta peluang untuk meningkatkan penjualan produk.
Selaras dengan visi perusahaan menjadi operator konvergensi terdepan di Indonesia (#1 Converged Operator in Indonesia), XL Axiata terus berupaya keras mengenalkan layanan konvergensi kepada masyarakat Indonesia, sekaligus meningkatkan manfaatnya. Hasilnya, penetrasi layanan konvergensi ini telah mencapai 28%, yang berarti menunjukkan kuatnya permintaan atas produk ini. Akuisisi Linknet yang baru saja dilakukan akan sangat mendukung pengembangan produk konvergensi ini di masa mendatang. Selain itu, XL Axiata juga telah menuntaskan akuisisi Hypernet. Langkah ini akan semakin memperkuat portofolio XL Axiata pada layanan korporasi (B2B).
Di sepanjang semester pertama 2022 ini, beban biaya operasional meningkat 13,2% (YoY) menjadi Rp 7,34 triliun dari Rp 6,49 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Meningkatnya biaya operasional ini dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain biaya pemasaran dan penjualan, biaya terkait pajak BHP (regulatory charges) dan sebagainya.
Sementara itu, total jumlah pelanggan XL Axiata meningkat menjadi 57,23 juta, dengan jumlah pelanggan layanan prabayar sebanyak 55,8 juta. Pelanggan 4G mencapai 90,9%, meningkat 6% YoY. ARPU campuran tercatat sebesar Rp 39 ribu, meningkat dari Rp 36 ribu di kuartal sebelumnya. Hal ini menunjukkan kemampuan XL Axiata menjaga perkembangan pelanggan yang sehat.
Posisi keuangan XL Axiata cukup sehat dengan mampu menjaga posisi neraca tetap terkendali pasca akuisisi saham Linknet. Tercatat, utang kotor meningkat 26% YoY menjadi Rp 13,24 triliun, dengan angka gearing ratio net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,8x. Utang bersih meningkat 39% YoY menjadi Rp 11,23 triliun. XL Axiata berfokus untuk melakukan pengurangan hutang kedepannya.
Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 86% dari pinjaman yang ada saat ini berbunga mengambang (floating) dan pembayarannya masih dapat dikelola hingga dua tahun ke depan. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan meningkat sebesar 62,8%, ke angka Rp 3,12 triliun.