ChatGPT Semakin Masif, Grant Thornton Jabarkan Potensi Ekonomi AI di Indonesia

Artificial Intelligence AI
Sumber :
  • Unsplash.com

Gadget – ChatGPT (Generative Pre-Trained Transformer) belakangan ramai diperbincangkan di linimasa karena kemampuannya untuk membantu menghasilkan ide konten, esai, bahkan menyelesaikan pertanyaan matematika. Hal ini menjadikan ChatGPT digadang lebih canggih daripada Bard chatbot besutan Google.

10 Top Token AI dan Big Data Project Wajib Pantau di Halving Bitcoin 2024

ChatGPT sendiri dikembangkan oleh OpenAI, perusahaan asal Amerika Serikat yang fokus mengembangkan teknologi Artificial Intelligence (AI). Chatbot ini dibuat berdasarkan GPT-3.5, sebuah model bahasa alami yang menggunakan proses pembelajaran Deep Learning.

Industri teknologi berbasis kecerdasan buatan seperti ChatGPT diperkirakan akan berperan penting dalam kemajuan di sektor ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran berbagai perusahaan teknologi yang membuka peluang pekerjaan dan bisnis baru. Bahkan, menurut Kominfo, teknologi kecerdasan buatan diprediksi akan menambah Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga 386 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar 5,5 triliun rupiah di tahun 2030 mendatang.

Peluncuran Google Maps Terbaru Dengan Navigasi dan Bangunan 3D

Pemanfaatan AI dapat kita cermati pada perkembangan layanan daring pada sektor transportasi, perbankan, belanja, dan keuangan berbasis digital serta digitalisasi dalam penyediaan materi pendidikan dan pelatihan.

Pada sektor ekonomi, perbankan, dan keuangan, AI berperan dalam pertumbuhan cashless society, business start-up, dan transaksi online, serta transformasi toko fisik menjadi pemain e-commerce karena masifnya transaksi online dengan memanfaatkan digitalisasi.

Generasi Kedua Smartphone Lipat Google, Pixel 9 Pro Fold

AI sebagai salah satu teknologi yang menjadi kunci utama perubahan besar di masa depan di sisi lain memiliki beberapa risiko. Yang paling dikhawatirkan oleh banyak kalangan adalah meningkatnya tingkat pengangguran akibat lapangan pekerjaan yang diisi oleh otomatisasi dan AI.

Lebih spesifiknya, dampak negatif yang dapat terjadi adalah bahwa AI dapat disalahgunakan yaitu untuk melakukan tindakan kriminal seperti peretasan dan pencurian data pribadi dimana hal tersebut tentu saja mengancam keamanan digital. Bahkan penggunaan AI dapat digunakan untuk membahayakan keselamatan dunia, misalnya pengembangan otomatisasi senjata atau senjata berbasis AI dalam rangka invasi militer. 

Halaman Selanjutnya
img_title