Asnawi Bukanlah Pengkhianat, Dia Hanya Menjalankan Profesinya
- pssi.org
Gadget – Asnawi Mangkualam jadi pusat perhatian setelah Port FC menang tipis 1-0 atas Persib Bandung di Liga Champions Asia (LCA 2). Sebagai pemain Port FC, Asnawi tampil maksimal dan berkontribusi pada kemenangan klub Thailand tersebut. Namun, beberapa fans Indonesia justru menghujatnya, merasa kecewa karena ia bermain keras melawan klub asal negaranya sendiri.
Namun, mari kita lihat ini secara objektif. Asnawi bukanlah pengkhianat, dia hanya menjalankan profesinya. Sebagai pemain profesional, tugas Asnawi adalah memberikan yang terbaik bagi klub yang membayarnya, dalam hal ini Port FC. Di lapangan, ia bertanggung jawab penuh pada klub tersebut, terlepas dari siapa lawannya.
Banyak fans yang belum memahami perbedaan antara karier di Timnas dan karier di klub. Contoh kasus terjadi di babak pertama, saat Asnawi melakukan pelanggaran terhadap Dimas Drajad, rekan satu timnya di Timnas Indonesia. Meski insiden ini memicu ketegangan dan kartu kuning untuk Asnawi, itu bukan tindakan pengkhianatan, melainkan bagian dari permainan profesional.
Hujatan dari fans seperti komentar yang datang dari akun @rednyprobobotoh: Kocak malah menangin liga tailan di banding negara nya sendiri ? , menunjukkan bahwa masih banyak yang salah paham.
Faktanya, di dunia sepak bola, profesionalisme berarti seorang pemain harus bermain maksimal untuk klubnya, tanpa terkecuali. Pemain kelas dunia pun sering berhadapan dengan rekan satu negara di level klub, dan mereka tetap bermain sepenuh hati.
Asnawi tidak bisa "menahan diri" hanya karena lawannya klub dari Indonesia. Jika dia bermain setengah hati, reputasi profesionalnya bisa rusak, dan itu akan merugikan kariernya. Sebagai pemain yang berjuang di luar negeri, dia harus tetap menjaga integritasnya sebagai pemain yang totalitas.