Tragedi Penganiayaan di SMA Tebet: Siswa Kritis Akibat Perkelahian, Polisi Dalami Kasus
- ilustrasi
Gadget – Gadget – Peristiwa tragis kembali mengguncang dunia pendidikan di Indonesia, kali ini terjadi di sebuah SMA di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Seorang siswa berinisial AA (16) dilaporkan dalam kondisi kritis setelah diduga dianiaya oleh seniornya dalam sebuah perkelahian yang dipicu oleh persoalan pribadi, yang kemungkinan melibatkan seorang perempuan. Kasus ini tengah menjadi sorotan publik, terutama setelah berbagai pihak, termasuk pihak kepolisian, terlibat dalam penyelidikan lebih mendalam.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa (13/10/2024), dan hingga saat ini, polisi masih mendalami motif di balik perkelahian tersebut. AA, korban dalam kejadian ini, kini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri akibat luka parah dan pendarahan serius. Kasus ini tidak hanya mengejutkan pihak sekolah, namun juga menjadi perhatian masyarakat luas.
Perkelahian Berujung Tragis
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung, menjelaskan bahwa perkelahian antara AA dan terduga pelaku yang berinisial N terjadi sekitar siang hari pada hari Selasa. Perkelahian yang disebut sebagai "satu lawan satu" tersebut diduga kuat dipicu oleh cekcok antara keduanya, yang kemungkinan besar berakar dari masalah perempuan. Meski demikian, dugaan ini belum bisa dipastikan sepenuhnya karena polisi masih dalam tahap pendalaman.
"Perkelahian diduga karena cekcok soal perempuan, tetapi ini masih dugaan sementara," ujar Gogo. Ia juga menambahkan bahwa setelah perkelahian tersebut, korban AA segera dibawa ke rumah sakit oleh kakaknya dalam kondisi tidak sadarkan diri akibat luka-luka yang serius. Luka parah yang diderita AA termasuk pendarahan berat, yang membuatnya harus segera mendapatkan perawatan medis intensif.
Penyelidikan Berlanjut, Kepala Sekolah Diperiksa
Polisi bergerak cepat dengan memeriksa sejumlah saksi terkait peristiwa ini. Kasie Humas Polres Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, menyebutkan bahwa pihak kepolisian telah memeriksa lima orang saksi, termasuk di antaranya adalah Kepala Sekolah dan beberapa siswa yang berada di lokasi saat kejadian berlangsung. Selain itu, penjaga sekolah juga dimintai keterangan untuk membantu penyelidikan.
"Kemarin sudah dimintai keterangan dari lima saksi, termasuk kepala sekolah, penjaga sekolah, dan siswa yang melihat langsung kejadian tersebut," kata Nurma Dewi. Namun, pihak kepolisian masih enggan mengungkapkan lebih jauh hasil dari pemeriksaan tersebut karena hal tersebut masih masuk dalam materi penyelidikan.
Sementara itu, AKP Nurma Dewi juga menegaskan bahwa polisi masih mendalami motif penganiayaan ini dan belum ada tersangka yang ditetapkan dalam kasus ini. "Motifnya masih didalami oleh tim Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) karena kasus ini melibatkan siswa SMA. Dugaan sementara terkait komunikasi antar siswa, namun kami akan menggali lebih dalam agar kasus ini bisa diselesaikan dengan jelas," imbuhnya.