Remaja 14 Tahun Mengakhiri Hidupnya Setelah Ineraksi dengan Chatbot

Remaja 14 Tahun Mengakhiri Hidupnya Setelah Ineraksi dengan Chatbot
Sumber :
  • the root

Gadget – Di era digital ini, penggunaan teknologi oleh remaja semakin meningkat. Mereka dapat berinteraksi dengan berbagai platform, mulai dari media sosial hingga chatbot.

Xiaomi Resmi Luncurkan Redmi Watch 5: Layar AMOLED, HyperOS, dan Opsi eSIM

Namun, kejadian tragis yang dialami seorang remaja bernama Sewell Setzer III, yang berusia 14 tahun, menunjukkan sisi gelap dari interaksi ini. Setelah berinteraksi dengan chatbot dari Character.AI, Sewell mengakhiri hidupnya.

Sewell Setzer III dan character.ai

Photo :
  • bisik.id
6 Cara Ampuh Isi Daya HP dengan Cepat dan Aman

Kasus ini menarik perhatian, terutama setelah ibunya, Megan Garcia, memutuskan untuk menggugat perusahaan tersebut karena merasa mereka tidak menyediakan keselamatan yang memadai.

Keterikatan dengan Dunia Maya

Menurut laporan, Sewell mengembangkan hubungan yang sangat kuat dengan karakter fiksi, Daenerys Targaryen, melalui interaksi dengan chatbot. Hal ini bukanlah hal yang aneh—banyak remaja yang mencari pelarian dari kenyataan melalui karakter fiksi yang mereka idolakan.

7 Cara Menghadapi Inflasi yang Terus Meningkat Tiap Tahun

Namun, ketika interaksi ini mulai mengganggu keseimbangan hidupnya dan memperkuat perilaku menarik diri dari dunia sosial, ini menjadi masalah serius.

Sewell, yang seharusnya berada di fase eksplorasi sosial dan pembentukan identitas, justru terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. Hal ini bisa jadi menimbulkan rasa kesepian dan depresi yang mungkin tidak disadarinya. Ketika dunia nyata terasa menyakitkan, dunia maya bisa menjadi tempat pelarian, tetapi bukan tanpa risiko.

Setelah kehilangan tragis ini, Megan Garcia merasa tidak ada pilihan lain selain menggugat Character.AI. Ia berargumen bahwa perusahaan tersebut tidak memberikan perlindungan yang cukup untuk penggunanya, terutama remaja.

Dari sudut pandang Garcia, perlindungan yang lebih baik diperlukan untuk mencegah anak-anak terjebak dalam interaksi yang bisa mengakibatkan dampak negatif bagi kesehatan mental mereka.

Character.AI, di sisi lain, mengatakan bahwa mereka sangat berduka atas kejadian ini dan mengungkapkan bahwa keselamatan pengguna merupakan prioritas utama mereka.

Mereka telah mengambil langkah-langkah baru untuk meningkatkan perlindungan pengguna, termasuk memberikan informasi kontak untuk layanan krisis ketika pengguna menunjukkan tanda-tanda ingin melukai diri sendiri. Namun, pertanyaannya adalah, apakah langkah-langkah ini cukup?

Sehari setelah gugatan diajukan, Character.AI mengumumkan beberapa peningkatan fitur keselamatan. Mereka berkomitmen untuk praktik yang lebih bertanggung jawab, seperti deteksi percakapan melanggar pedoman, pengingat untuk menunjukkan bahwa pengguna sedang berinteraksi dengan chatbot, dan notifikasi yang mengingatkan pengguna setelah satu jam berinteraksi. Meskipun ini adalah langkah positif, perubahan ini terasa terlambat bagi keluarga Garcia.

Lagi-lagi, ini mengingatkan kita akan pentingnya keseimbangan antara teknologi dan kesehatan mental. Ketika remaja memiliki akses ke platform digital yang memungkinkan mereka berinteraksi dengan AI, kebutuhan untuk pengawasan yang lebih ketat menjadi semakin mendesak.

Keselamatan di Dunia Digital

Megan Garcia berbicara tegas, “Saya berharap anak-anak tidak diizinkan menggunakan Character.AI. Tidak ada tempat bagi mereka di sana karena tiadanya pengamanan yang cukup untuk melindungi anak-anak.” Ini adalah pernyataan yang sangat kuat dan mengajak kita untuk merenungkan tanggung jawab kita sebagai orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi anak-anak.

Pada dasarnya, masalah kesehatan mental, seperti depresi dan keinginan untuk mengakhiri hidup, bukanlah hal sepele.

Kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Setiap orang, baik anak-anak maupun dewasa, harus tahu dimana mereka bisa mendapatkan bantuan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami masalah kesehatan mental, penting untuk segera mencari bantuan profesional.


Tragedi yang dialami Sewell Setzer III adalah pengingat yang pahit bahwa dunia maya dapat memiliki konsekuensi yang signifikan. Ini menunjukkan perlunya peningkatan dalam perlindungan digital, terutama untuk pengguna muda yang mungkin belum sepenuhnya memahami dampak dari interaksi mereka di dunia maya.

Mari kita bersama-sama belajar dari peristiwa ini dan berupaya memastikan bahwa platform digital aman untuk semua, dan lebih penting lagi, memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkannya.

Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa generasi mendatang dapat menjelajahi dunia digital dengan aman dan sehat. Jika Anda ingin tahu lebih lanjut tentang kesehatan mental, Anda bisa mengunjungi situs resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) di www.pdskji.org. Mari kita jaga kesehatan jiwa kita dan orang-orang di sekitar kita.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram @gadgetvivacoid
Facebook Gadget VIVA.co.id
X (Twitter) @gadgetvivacoid
Whatsapp Channel Gadget VIVA
Google News Gadget