Dampak Adopsi Bioteknologi: Meningkatkan Kesejahteraan Petani & Ketahanan Pangan
- Croplife Indonesia
Meskipun telah mendapat pernyataan aman dari berbagai lembaga riset dunia, persepsi yang tidak tepat masih sering muncul.
Agustine menjelaskan bahwa keamanan bioteknologi telah diuji oleh lembaga riset dan kesehatan dunia seperti WHO, FAO, dan EPA. Di Indonesia, Komisi Keamanan Hayati memastikan keamanan Produk Rekayasa Genetika (PRG).
Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto M.Sc., Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler IPB, menjelaskan bahwa penggunaan benih bioteknologi sangat menguntungkan bagi petani.
Bioteknologi membantu melindungi habitat alami dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Hasil studi J. GM Crops & Food menunjukkan peningkatan pendapatan petani global sebesar USD 18,8 miliar pada tahun 2020, dengan peningkatan yang signifikan di negara berkembang dan maju.
Dari perspektif petani, Duta Petani Milenial Sandi Octa Susila menyampaikan bahwa regenerasi petani yang masih rendah mempengaruhi adopsi metode pertanian modern.
Meskipun sektor pertanian di Indonesia masih didominasi oleh petani kecil, petani milenial menunjukkan minat tinggi terhadap benih bioteknologi. Sandi mengungkapkan bahwa para petani justru menantikan ketersediaan benih ini di pasar.
Sebagai informasi, petani andalan di Indonesia umumnya berusia di atas 39 tahun, dan data BSN menunjukkan bahwa sekitar 72,19 persen petani nasional adalah petani kecil.