Solusi Jitu Mengatasi Pelemahan Rupiah dan Lonjakan PHK
- Big Alpa
Gadget – Rupiah sedang menghadapi tekanan signifikan akhir-akhir ini. Menurut catatan perdagangan Kamis, 15 Mei 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah hingga menyentuh Rp 16.568 per dolar. Ini menandakan penurunan sebesar 0,04 poin atau sekitar 6 persen. Fenomena serupa juga dirasakan oleh saham-saham global saat mata uang regional lain mengalami pelemahan.
Data dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mencatat bahwa sentimen negatif masih mendominasi pasar keuangan. Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, berpendapat bahwa tren pelemahan ini dipicu oleh penguatan indeks dolar AS, khususnya akibat kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. "Perjanjian tersebut membuat harga barang-barang impor lebih murah bagi warga AS, yang secara otomatis memperkuat dolar," kata Ariston.
Tidak hanya faktor eksternal, situasi dalam negeri juga turut memperburuk kondisi. Tingkat PHK yang melonjak pada kuartal pertama tahun ini menjadi indikator adanya perlambatan ekonomi nasional. Data statistik bahkan mencatat bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) tidak mampu menembus angka 5 persen. Menurut Ariston, salah satu penyebab utamanya adalah konsumsi masyarakat yang melemah.
Saat ini, proyeksi pelemahan rupiah menuju level Rp 16.680 dengan support di kisaran Rp 16.500 semakin terbuka lebar jika kondisi sulit ini tidak segera ditangani. Selain itu, efek domino dapat membahayakan berbagai sektor lainnya, termasuk tenaga kerja dan konsumsi massal.
Bursa Asia juga ikut terganggu karena ketidakpastian atas kebijakan fiskal global. Banyak analis merasa cemas akan dampak lanjutan jika ketidakstabilan terus berlangsung. Misalnya, beberapa perusahaan besar seperti Panasonic telah mulai memberikan pernyataan resmi untuk meredam isu PHK meski tetap waspada terhadap perkembangan masa depan industri.
Pemerintah tengah berusaha keras mengambil langkah-langkah strategis untuk menghadapi tantangan ini. Solusi jangka panjang, seperti pembenahan sektor industri dan perlindungan sosial, diharapkan dapat menjadi jawaban atas masalah ketidakpastian ekonomi.