Akun Pengguna Steam dan Roblox Jadi Incaran Hacker Berbahasa Rusia
- Unsplash
Stealer yang paling terkenal di antara kelompok yang diinvestigasi oleh Group-IB adalah RedLine, yang digunakan oleh 23 dari 34 gerombolan. Racoon menempati posisi kedua: 8 kelompok memakai stealer ini. Stealer kustom digunakan dalam 3 komunitas. Biasanya, para administrator memberikan RedLine dan Racoon kepada para pekerja sebagai imbalan atas pembagian data atau uang yang dicuri. Namun, ketiga malware tersebut ditawarkan untuk disewakan di pasar gelap daring seharga $150-200 per bulan. Beberapa kelompok menggunakan 3 stealer sekaligus, sementara yang lainnya hanya memiliki satu stealer dalam persenjataan mereka.
Dengan beralih dari menipu pengguna pada situs-situs rahasia ke stealer, beberapa pelaku ancaman tidak hanya meniru hierarki dan model Classiscam tapi juga kemampuan teknisnya. Khususnya bot Telegram yang menghasilkan konten berbahaya, komunikasi antar anggota, dan semua pembukuan curang mereka. Tugas para pekerja, para penipu dari kelas yang lebih rendah, juga telah berubah — sekarang mereka harus menggerakkan kunjungan ke situs-situs penipuan berupa web palsu yang meniru perusahaan-perusahaan terkenal dan meyakinkan para korban untuk mengunduh file-file berbahaya. Penjahat siber menanamkan tautan-tautan untuk mengunduh stealer di video-video ulasan game yang populer di YouTube, di perangkat lunak penambang atau file-file NFT di berbagai forum khusus dan komunikasi langsung dengan artis NFT, serta di undian berhadiah dan lotere di media sosial.
Tur dunia Stealer Telegram
Group-IB memperkirakan bahwa antara tanggal 1 Maret (saat Group-IB mulai meneliti skema ini) dan 31 Desember 2021, stealer yang dioperasikan melalui kelompok-kelompok Telegram mampu menyusupi 538.000 perangkat. Selama 7 bulan pertama pada tahun 2022, stealer Telegram dilaporkan hampir dua kali lebih aktif menginfeksi lebih dari 890.000 perangkat di 111 negara.
Lima (5) negara teratas yang paling sering diserang pada tahun 2022 adalah Amerika Serikat, Brasil, India, Jerman, and Indonesia dengan masing-masing secara berurutan 91.565, 86.043, 53.988, 40.750, dan 35.345 perangkat yang terinfeksi.
Di Indonesia, misalnya, tahun lalu (Maret-Desember 2021), operator stealer-stealer yang disebutkan di atas menginfeksi 13.532 perangkat. Selama tujuh bulan pertama pada tahun 2022, jumlahnya meningkat menjadi 35.345. Dari perangkat-perangkat tersebut, para penipu mengambil 2.372.893 kata sandi, 875 set catatan pembayaran, dan 1.765 set informasi dompet kripto, seperti kredensial, seed phrase, dll.
Berdasarkan analisis terhadap kelompok-kelompok Telegram, selama 10 bulan terakhir pada tahun 2021 para penjahat siber mengumpulkan 27.875.879 set kata sandi, 1.215.532.572 file cookie, 56.779 set catatan pembayaran, dan data dari 35.791 dompet kripto. Selama 7 bulan pertama pada tahun 2022, para pelaku ancaman mencuri 50.352.518 kata sandi, 2.117.626.523 file cookie, detail dari 103.150 kartu bank, dan data dari 113.204 dompet kripto. Nilai di pasar gelap daring dari log yang dicuri dan detail kartu yang dibobol mencapai sekitar $5,8 juta, berdasarkan perkiraan ahli Group-IB.