Microsoft: Password Attack Mencapai 921 Serangan Per Detik di 2022

Ilustrasi: Malware berbahaya
Sumber :
  • Unsplash.com

Gadget – Akselerasi penggunaan teknologi saat ini masih diiringi dengan tingginya tingkat ancaman maupun serangan siber yang menargetkan individu, pelaku bisnis, pemerintah, dan negara. Kejahatan siber pun tercatat sebagai penyebab kerugian ekonomi terbesar ketiga di dunia; dengan angka kerugian diprediksi mencapai USD10,5 triliun pada 2025 mendatang. 

Microsoft Notepad Kini Dilengkapi AI Rewrite: Tulisan Lebih Rapi dalam Sekejap

Menyadari gentingnya situasi ini, Microsoft merilis Microsoft Digital Defense Report (DDR) 2022 yang menyelami masalah keamanan siber paling mendesak saat ini, dan Cyber Signals Desember 2022 yang menawarkan perspektif ahli tentang lanskap ancaman siber terkini, serta membahas taktik, teknik, dan strategi yang digunakan oleh pelaku ancaman di dunia.

“Penjahat siber terus beraksi layaknya perusahaan. Mereka menemukan cara-cara baru untuk mengimplementasikan aksi mereka, meningkatkan kompleksitas serangan, sambil di saat bersamaan menciptakan sumber ekonomi kejahatan baru melalui penjualan perangkat atau panduan sederhana yang memungkinkan pelaku serangan siber lain melancarkan aksinya secara lebih mudah – tanpa kemampuan teknis sekalipun,” ujar Panji Wasmana, National Technology Officer Microsoft Indonesia.

Bahrain Minta AFC Pindahkan Laga Kandang Timnas Indonesia ke Venue Netral, Kena Mental Kah?

“Melalui dua laporan terbaru Microsoft, kami pertama-tama menyoroti dua serangan siber yang paling merajalela, yaitu ransomware dan phishing, kemudian menempatkannya ke dalam konteks ancaman negara. Selanjutnya, kami juga menggarisbawahi risiko konvergensi sistem TI, Internet-of-Things (IoT), dan Operational Technology (OT) terhadap infrastruktur kritikal, serta bagaimana kita dapat melindungi diri dari berbagai serangan ini," lanjut Panji.

Lanskap Kejahatan Siber

Mengungkap Serangan Siber yang Manfaatkan ChatGPT: Ancaman dan Pencegahannya

Menurut Microsoft DDR 2022, jumlah password attack diperkirakan mencapai 921 serangan per detik, meningkat 74% dalam satu tahun. Banyak dari serangan ini memicu ransomware yang berujung pada peningkatan permintaan uang tebusan hingga lebih dari dua kali lipat. Dulunya, sebagian besar ransomware menargetkan individu. Namun, belakangan ini ransomware kiriman manusia yang menargetkan organisasi–baik itu bisnis maupun institusi pemerintah–menjadi lebih dominan, di mana penjahat yang melakukan serangan ini berhasil menyusupi sepertiga target organisasi, dengan 5% di antaranya menghasilkan tebusan.

Pada saat yang sama, email phishing juga menunjukkan peningkatan stabil dari tahun ke tahun. Serangan phishing—titik masuk umum untuk sebagian besar serangan siber—telah meningkat lebih dari 300% di seluruh dunia, dengan lebih dari 710 juta email phishing diblokir setiap minggunya pada tahun 2021. Dari berbagai macam model phishing, skema business email compromise (BEC) meningkat pesat, dengan BEC lure–situasi di mana scammer menggunakan email untuk mengelabui seseorang agar mengirimkan uang atau membocorkan informasi rahasia perusahaan–mendominasi tema BEC hingga 79,9%.

Halaman Selanjutnya
img_title