Fenomena "Brain Rot": Konsumsi Konten Receh Bisa Merusak Fungsi Otak!
- Dok. Spiegel
Konsumsi konten receh sering kali dikaitkan dengan menurunnya kemampuan kognitif, fokus, dan kreativitas. Hal ini juga dapat memicu kecemasan, stres, dan bahkan depresi akibat paparan informasi yang berlebihan.
Taufiq Pasiak, seorang ilmuwan neurosains sekaligus CEO Sekolah Otak Indonesia, menjelaskan bahwa otak manusia sebenarnya mampu pulih dari kondisi ini. Kemampuan tersebut dikenal dengan istilah neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk beradaptasi dan memperbaiki diri dari kerusakan yang terjadi.
"Pada dasarnya, brain rot bisa disembuhkan. Otak kita memiliki sifat neuroplastisitas," ujar Taufiq ketika diwawancarai oleh Kompas.com.
Apa Itu Neuroplastisitas?
Neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk mengubah struktur dan fungsinya sebagai respons terhadap berbagai rangsangan. Dengan kata lain, otak dapat memulihkan diri jika diberikan stimulasi yang tepat.
Sebagai contoh, mengurangi konsumsi konten berkualitas rendah dan menggantinya dengan aktivitas yang melibatkan kreativitas atau belajar hal baru dapat membantu otak kembali ke kondisi optimal. Aktivitas seperti membaca buku, bermain alat musik, atau bahkan berdiskusi tentang isu-isu penting bisa menjadi langkah awal.