Borderlands: Film yang Gagal Memanfaatkan Potensi Besarnya dan Justru Mengecewakan Penonton

Cate Blanchett sebagai Lilith, Ariana Greenblatt sebagai Tiny Tina, Florian Munteanu sebagai Krieg, dan Kevin Hart sebagai Roland di Borderlands.
Sumber :
  • Lionsgate

Gadget – Film adaptasi "Borderlands" seharusnya memiliki semua elemen untuk menjadi film fiksi ilmiah yang menarik. Bagaimana tidak? Film ini dibintangi oleh pemenang Oscar Cate Blanchett sebagai Lilith, karakter penembak jitu yang jenaka; Jack Black yang baru-baru ini populer sebagai pengisi suara Bowser, kali ini berperan sebagai robot Claptrap yang konyol; dan Jamie Lee Curtis, yang kembali ke layar lebar setelah kesuksesannya di "Everything Everywhere All At Once." Namun, hasilnya malah sebaliknya—film ini terasa membosankan dan menyia-nyiakan potensi besar para pemain dan karakternya.

Trailer Perdana Minecraft Movie: Jason Momoa dan Jack Black Siap Beraksi di Layar Lebar pada 2025

Perubahan yang Kurang Mengena dari Game ke Film
Seperti game aslinya, "Borderlands" berlatar di planet asing bernama Pandora—sebuah nama yang kini lebih dikenal karena film "Avatar." Sutradara Eli Roth membuat banyak perubahan signifikan pada plot dan karakter dari game tersebut. Ceritanya dimulai dengan Tiny Tina (Ariana Greenblatt) yang diselamatkan dari penjara luar angkasa oleh mantan prajurit Roland (Kevin Hart). Mereka bertemu dengan mantan Psycho, Krieg (Florian Munteanu), dan bersama-sama, mereka memulai perjalanan untuk menemukan brankas legendaris di Pandora yang diyakini menyimpan harta karun alien yang luar biasa.

Sementara itu, di tempat lain di galaksi, Lilith direkrut oleh kepala Atlas Corporation (Edgar Ramirez) untuk menyelamatkan Tina, yang disebut-sebut sebagai putrinya. Dari sana, alur cerita berkembang dengan mudah ditebak. Lilith kembali ke Pandora dengan enggan, bergabung dengan para karakter lainnya, dan cerita ini berakhir dengan petualangan yang terasa seperti kunjungan ke kantor DMV yang sangat tidak menarik.

Combo Harian Hamster Kombat 17 September 2024! Dapatkan Total 5 Juta Koin Gratis!

film#borderlands

Adegan Aksi yang Monoton dan Karakter yang Kurang Digarap
Film ini memang menampilkan beberapa adegan aksi yang wajib ada di film-film blockbuster, seperti ledakan CGI, pertarungan yang setengah hati, dan ketegangan yang terasa minimal. Namun, tidak ada sesuatu yang baru atau menarik. Blanchett, seorang aktris dengan reputasi besar dan kemampuan akting yang sangat luas, tampaknya tidak nyaman dalam peran sebagai pahlawan wanita laga. Tidak ada intensitas seperti yang ditampilkan oleh Charlize Theron dalam perannya yang paling fisik, atau bahkan kehadiran tangguh Angelina Jolie dalam film-film laga seperti "Salt." Di sini, Blanchett tampak terlalu "keren" untuk peran yang diberikan kepadanya.

Apple Watch SE Berbahan Plastik Kemungkinan Hadir Tahun Depan dengan Warna Menarik

Penampilan para aktor lainnya pun tidak banyak membantu. Kevin Hart sebagai Roland tampil sebagai karakter yang tampak mulia, tetapi kita tidak pernah tahu apa yang sebenarnya mendorongnya untuk menyelamatkan Tina. Pilihan untuk menjadikan seorang komedian seperti Hart dalam peran serius ini juga terasa kurang tepat. Sementara itu, Krieg hanya mendapatkan beberapa dialog yang minim dan tidak ada pengembangan karakter yang berarti. Peran Jamie Lee Curtis sebagai Tannis, seorang "xenoarcheologist," juga terasa sangat tidak masuk akal.

Tidak Mampu Membangun Chemistry Antar Karakter
Salah satu kelemahan utama dari "Borderlands" adalah kurangnya waktu yang dihabiskan untuk membangun hubungan antara para karakter. Film-film lain dengan premis kelompok pahlawan yang tidak teratur, seperti "Guardians of the Galaxy" atau "Dungeons & Dragons: Honor Among Thieves," berhasil menciptakan dinamika kelompok yang kuat dan membuat penonton peduli. Sayangnya, "Borderlands" gagal dalam hal ini. Chemistry antara para karakter terasa datar dan kurang menarik.

Halaman Selanjutnya
img_title