Kesepakatan COP29: Harapan atau Sekadar Ilusi Iklim Global?
- The Associated Press
Gadget – Konferensi Perubahan Iklim COP29 di Azerbaijan meninggalkan jejak kontroversial. Meskipun ada kesepakatan untuk meningkatkan pendanaan iklim hingga $300 miliar (sekitar Rp4.7 kuadriliun) per tahun pada 2035, negara berkembang menyebut angka tersebut sebagai "jumlah kecil" yang tidak cukup untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang semakin besar.
Apa saja yang bisa kita pelajari dari pertemuan ini? Berikut lima poin kunci:
1. Kesepakatan Besar, Kekecewaan Besar
Negara-negara berkembang menilai dana yang dijanjikan tidak memadai untuk menghadapi ancaman perubahan iklim global. Selain jumlahnya, format pendanaan yang mencampurkan hibah dan pinjaman dianggap menambah beban bagi negara-negara yang sudah rentan.
"Ini hanyalah ilusi optik. Kesepakatan ini tidak cukup untuk tantangan besar yang kita hadapi," kata Chandni Raina, delegasi India.
2. Kesenjangan Kaya dan Miskin Kian Dalam
Negara maju menuding keterbatasan geopolitik, termasuk potensi kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan AS, sebagai alasan untuk kompromi. Namun, banyak yang melihat langkah ini sebagai keputusan jangka pendek yang dapat melemahkan kerja sama global dalam jangka panjang.