SuperAtom Raih Pendanaan Rp327 Miliar, Garap Fintech Indonesia

Ilustrasi investasi fintech
Sumber :
  • jason-briscoe/Unsplash

Gadgetviva – SuperAtom, salah satu platform fintech terkemuka di Asia Tenggara, hari ini mengumumkan perolehan pendanaan Seri C sebesar 22 juta dolar AS yang dipimpin oleh perusahaan investasi Malaysia, Nue 3 Capital.

Mekari Conference 2024: Membahas Masa Depan Bisnis dengan Inovasi Digital!

Pendanaan yang meningkatkan valuasi perusahaan berbasis di Singapura ini menjadi 370 juta dolar AS, akan digunakan untuk memperluas produk-produk perbankan digital dan kredit SuperAtom secara global, mulai dari Meksiko dan Amerika Latin. SuperAtom sebelumnya telah mengumpulkan dana senilai 24 juta dolar AS dari Gobi Partners dan sebuah konsorsium investor. 

Founder dan CEO SuperAtom, Scarlett Xiao, mengungkapkan rasa syukur memiliki investor-investor yang luar biasa dan sejalan dengan misi untuk membuat layanan keuangan lebih inklusif dan dapat diakses oleh orang banyak.

Apakah Samsung Mendukung Israel? Temukan Faktanya di Sini

"Dalam beberapa bulan ke depan, kami akan mulai membangun operasional lokal di negara-negara ini dengan merekrut talenta-talenta lokal, mengajukan izin keuangan, dan fokus pada pengembangan produk baru," kata Scarlett, dalam keterangan resminya, Senin, 1 Agustus 2022. 

Founder SuperAtom, Scarlett Xiao

Photo :
  • Dok. SuperAtom
Zenius Tutup, Ini Daftar Pendanaan dan Prestasi yang Pernah Diperoleh

Terinspirasi dari kisah sukses Alipay, SuperAtom bertujuan untuk dapat memberikan produk finansial yang lebih luas dan memfasilitasi inklusi keuangan di pasar negara berkembang seperti Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang dimana sebagian besar penduduknya kurang terlayani oleh lembaga keuangan.

Menurut penelitian Bain & Company, lebih dari enam dari 10 orang di Asia Tenggara saat ini tidak memiliki rekening bank (underbanked) atau memiliki akses kredit yang terbatas, serta sebagian besar populasi yang masih asing dengan aset manajemen. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Bank Dunia, terdapat sekitar 95 juta orang dewasa yang belum memiliki akses ke layanan keuangan (underbanked).

Halaman Selanjutnya
img_title