Semester 1 2022, Telkom Klaim Raup Pendapatan Rp72 Triliun

Gedung Telkom
Sumber :
  • Foto: Dok. Telkom

Indihome

Photo :
  • Foto: Dok. Telkom
Telkom Resmikan Data Center neuCentrIX ke-4 Dekat Ibu Kota Nusantara

Pada segmen Mobile, Telkomsel berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp43,6 triliun. Jumlah pelanggan Telkomsel pada akhir Juni 2022 mencapai 169,7 juta pelanggan dengan pengguna mobile data sebanyak 119,3 juta pelanggan, yang mendorong lalu lintas data tumbuh 21,4% dari periode yang sama tahun lalu. Demi mengembangkan infrastruktur yang mendukung bisnis digital, Telkomsel telah memiliki 154.000 unit BTS 4G dan secara bertahap membangun BTS 5G. Total BTS yang dimiliki Telkomsel hingga akhir semester pertama 2022 mencapai 255.107 unit atau tumbuh 7,5% YoY di mana 204.908 di antaranya adalah BTS 3G/4G/5G. Selanjutnya Telkomsel terus memperkuat kapabilitasnya di bisnis digital melalui PT Telkomsel Ekosistem Digital (dengan identitas brand perusahaan: INDICO). Pada Mei 2022, layanan aplikasi Kuncie milik Indico bersama Google meluncurkan Gapura Digital dan modul belajar Google Primer.

Hingga Juni 2022, segmen Enterprise mencatat pendapatan Rp8,7 triliun, di mana layanan B2B IT Services dan layanan digital untuk korporasi menjadi kontributor terbesar. Telkom terus memperkuat kapabilitasnya di bisnis cloud, termasuk dengan menjalin kemitraan dengan perusahaan teknologi global. Sementara itu segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan Rp7,9 triliun atau tumbuh 14,6% YoY. Telkom terus mengembangkan infrastruktur tidak hanya di domestik tapi juga internasional, seperti turut serta dalam konsorsium pembangunan sistem komunikasi kabel laut Bifrost dan SEA-ME-WE 6 (South East Asia - Middle East - West Europe 6) yang diperkirakan selesai pada 2024 dan 2025.  Melalui anak usahanya, Telin, Telkom memiliki sistem komunikasi kabel laut sepanjang 222.260 km yang menghubungkan infrastruktur domestik ke luar negeri, termasuk menuju Eropa dan Amerika Serikat.

Transformasi Digital, Transjakarta Gandeng Telkom

Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel membukukan pendapatan Rp3,7 triliun atau tumbuh 15,5% YoY dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh 16,6% dan 27,2%. Margin EBITDA dan margin laba bersih Mitratel pun mengalami peningkatan mencapai 77,5% dan 23,9%, sejalan dengan komitmen perseroan untuk mengoptimalkan value untuk shareholder. Sejalan dengan kinerja keuangan, jumlah kolokasi dan tenant Mitratel mengalami pertumbuhan sebesar 13,8% dan 20,3% YoY. Mitratel juga mengembangkan bisnis Fiber-to-the-Tower sebagai bagian dari strategi menjadi perusahaan infrastruktur digital. Saat ini, Telkom tengah melakukan proses konsolidasi tower di mana Mitratel akan kembali mengambil alih tower milik Telkomsel.

Sementara itu, data center dan cloud masih menjadi fokus bisnis yang dikembangkan Telkom seiring dengan permintaan yang tumbuh signifikan dari aktivitas bisnis digital perusahaan. Telkom memiliki 27 data center yang terdiri dari 22 domestik dan 5 luar negeri termasuk tier 3 dan 4 di Singapura. Pada bisnis ini, TelkomGroup menawarkan beberapa produk dan solusi seperti shared colocation, dedicated colocation, working room, cross connect, smart hand, dan data center interconnect. Kini Telkom sedang melakukan proses konsolidasi data center di bawah satu entitas dengan brand yang bernama NeutraDC, untuk selanjutnya dilakukan unlocking value dalam rangka penciptaan nilai yang lebih besar, yang diharapkan dapat direalisasikan dalam dua tahun ke depan.

Raih Right Issue Rp5 Triliun, XL Axiata Lebih Cepat Bayar Hutang

Sepanjang semester pertama tahun ini, perseroan telah menggunakan belanja modal sebesar Rp13,5 triliun atau 18,7% dari total pendapatan. Belanja modal terutama digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan pendukung untuk meningkatkan kapasitas, baik pada bisnis fixed line maupun mobile demi pengalaman digital terbaik pelanggan.