Riset: Adopsi Teknologi Pendidikan Bisa Dilanjutkan Usai Pandemi

- Unsplash.com
Gadget – Riset yang dilakukan Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menunjukkan adopsi educational technology (edtech) atau teknologi pendidikan yang dilakukan selama masa pandemi Covid-19 merupakan praktik baik yang bisa dilanjutkan dalam penyelenggaraan pendidikan secara hibrida di Indonesia.
Para guru dan siswa yang menjadi responden penelitian menyatakan, banyak manfaat yang diperoleh dari penggunaan teknologi pendidikan selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Hal itu terungkap dalam paparan riset “Masa Depan Pendidikan Hybrid Indonesia di Era Pasca Pandemi Covid-19” yang disampaikan peneliti CfDS yang juga Ketua Tim Penelitian, Dr. Kuskridho Ambardi, saat Digital Experts Talk yang berlangsung secara hibrida, Selasa kemarin.
Penelitian ini dilakukan selama setahun terakhir untuk mengetahui peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran dan bagaimana kelanjutan penggunaannya saat sekolah telah kembali tatap muka.
Metode penelitian dilakukan melalui empat metode yaitu diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion), kunjungan sekolah, wawancara, dan survei terhadap 72 siswa dan 71 guru SMP/SMA di 6 provinsi di Indonesia.
Manfaat penggunaan teknologi pendidikan dalam pembelajaran
Adopsi teknologi pendidikan dalam kegiatan belajar-mengajar dinilai memberikan banyak manfaat dalam pembelajaran.
Sebanyak 41 persen responden guru berpendapat, teknologi dan platform edtech membantu mereka dalam mengajar, yaitu untuk mendapatkan informasi soal materi, berkomunikasi dengan siswa, menjelaskan materi, membantu mengadopsi kemampuan digital lain, dan membuat waktu pembelajaran menjadi lebih efektif.
Sementara, dari kacamata siswa (73,61 persen), penggunaan teknologi dalam pembelajaran membantu mereka mengadopsi kemampuan digital lain.
"Selain peningkatan kecakapan digital, adopsi edtech mendorong siswa memiliki pengalaman belajar baru yang dapat dipersonalisasi dengan ragam keunikan belajar siswa," ujar Kuskridho, yang biasa disapa Dodi.
Dodi mengungkapkan, salah satu guru di Papua, saat FGD, mengungkapkan, penggunaan teknologi pendidikan membuat pekerjaannya menjadi lebih efektif dan efisien, misalnya saat mengadakan ujian atau diminta membuat angket.
Penyimpanan awan seperti Google Drive merupakan salah satu contoh layanan yang dianggap sangat memudahkan guru dan siswa dalam menyimpan dokumen dan berkolaborasi.
Layanan lain yang dianggap sangat bermanfaat dan banyak digunakan adalah Google Classroom (74,82 persen) dan Google Meet (74,83 persen).
Menurut Topari, guru TIK SMAN 1 Playen, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kebiasaan baik penggunaan teknologi dalam pendidikan jangan ditinggalkan dan perlu dilanjutkan. Ia mengatakan, pandemi membuat derap laju digitalisasi pendidikan menjadi lebih kencang. Di SMAN 1 Playen, untuk sistem penilaian, telah menerapkan teknologi pendidikan dengan adanya platform Belajar.id.
“Kami juga membuat platform basis learning management system-nya melalui Google Classroom,” ujar Topari.