Digitalisasi UMKM, Agenda Besar Pemerintah untuk Pulihkan Perekonomian

Ilustrasi UMKM Indonesia
Sumber :
  • Foto: Unsplash.com

Gadget – UMKM merupakan instrumen penting dalam menjaga stabilitas ekonomi. Hal tersebut lantaran sektor ini menguasai hampir 99% bisnis di Indonesia. Belum lagi menurut data BPS, UMKM berkontribusi terhadap 60% PDB dalam negeri.

Combo TikTok Shop dan Tokopedia: Saingan Berat bagi E-commerce Lain, Siapa yang Bakal Menang?

Meski demikian, Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tirta Sagara beberapa waktu lalu mengatakan UMKM memiliki tantangan tersendiri dalam perkembangannya. Pertama, minimnya literasi teknologi digital khususnya untuk pemanfaatan pemasaran dan akses pasar. Kedua, akses pembiayaan dan modal usaha. Menurutnya, kesulitan akses ke permodalan ini terjadi karena rumitnya prosedur hingga banyaknya dokumen yang harus dipenuhi di perbankan atau lembaga jasa keuangan. Yang tak kalah penting adalah permasalahan kualitas SDM. 

Tak heran, pemberdayaan UMKM menjadi salah satu agenda penting pemerintah dalam perhelatan G20. Memegang tonggak presidensi, hajatan tingkat tinggi ini dimanfaatkan dengan mencintai dan menggunakan lebih banyak produk lokal. 

Akuisisi Tokopedia, TikTok Shop Resmi Beroperasi Kembali di Indonesia

Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah dalam menyambut forum The Third Quarterly Group Discussion “Digital Economy to Support SDGs”. Menurutnya akselerasi adaptasi UMKM di era digital merupakan salah satu narasi besar pemerintah Indonesia dalam G20 terkait UMKM. Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengenai percepatan transformasi digital UMKM Indonesia.

UMKM Papua

Photo :
  • Foto: AntaraNews
Harbolnas 2023: Target Transaksi Rp25 Triliun, Produk Lokal Jadi Pusat Perhatian!

Menurut whitepaper dari Boston Consulting Group bersama Blibli juga Kompas Data yang bertajuk “Menciptakan Pertumbuhan Inklusif melalui Digitalisasi UMKM di Indonesia”, disebutkan bahwa dengan pemberian dukungan yang tepat, Indonesia bisa meningkatkan literasi digital UMKM dari 20% menjadi 50% pada tahun 2024. Langkah ini diperkirakan menghasilkan peningkatan ekonomi sebesar USD38 milyar (setara dengan Rp546,5 triliun), sekaligus memperluas peluang ekonomi lainnya yang lebih besar.

Dikatakan dalam riset tersebut, potensi UMKM dapat didorong lewat digitalisasi untuk memperkuat perekonomian Indonesia dan menghasilkan manfaat sosio-ekonomi yang lebih luas bagi komunitas dan masyarakat. Peningkatan sistemik melalui adopsi digital menawarkan langkah strategis untuk menyempurnakan seluruh ekosistem bisnis Indonesia – sehingga dapat meningkatkan pendapatan, PDB, dan perluasan kesempatan kerja.

Managing Director Boston Consulting Group, Haikal Siregar mengakatan bahwa UMKM yang telah go digital atau terhubung dengan platform digital, bisa menghasilkan pendapatan 1,1X lebih tinggi dari UMKM yang hanya eksis secara offline (berkat ekspansi geografis). “UMKM online juga 2,1X lebih berpeluang untuk menjual barang di skala nasional, dan 4,6X lebih berpeluang untuk mengekspor barang ke luar negeri. Namun, terlepas dari keunggulan tersebut, baru 20% UMKM Indonesia yang telah melek digital,” tulisnya. 

Masih dari riset yang sama, untuk mendorong digitalisasi UMKM yang juga menjadi satu dari tiga sektor prioritas yang solutif dan berkelanjutan, Indonesia harus memfokuskan investasinya pada teknologi digital dan ekosistem pendukung (enabler). UMKM membutuhkan dukungan dan bimbingan agar dapat mengatasi tantangan demi mencapai kesuksesan bersama e-commerce, termasuk dalam segi adopsi teknologi, branding, modernisasi produk lokal, dan sertifikasi.

Penerapan strategi digital yang holistik dan suportif akan memberdayakan UMKM untuk sukses di era digital, dan mengangkat pertumbuhan ekonomi nasional. Strategi ini harus meliputi kolaborasi dengan mitra dan pakar untuk memberdayakan UMKM.

CEO & Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto mengungkapkan penelitian ini menunjukkan bahwa 77% UMKM mempekerjakan komunitas lokal, dengan membuka antara satu sampai lima lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Efek pengganda (multiplier effect) ini membuktikan bahwa upaya pemberdayaan UMKM dengan teknologi digital akan membuka jalan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia. 

“Blibli berkomitmen untuk memainkan perannya dengan lebih aktif lagi, bermitra dengan perusahaan dan agensi yang profesional dan berpengalaman di seluruh Indonesia - yang memiliki kesamaan visi - untuk membantu mendukung inisiatif ini,” pungkas Kusumo.